"Percepat kapalnya!" titahnya pada seseorang yang mengemudi kapal, tak lain adalah Mez.
"Baik!"
Achazua mengambil tongkat dan berusaha menyingkirkan Imoogi itu.
"Pergi! Kalau kau tidak mau lepas aku terpaksa harus menembakmu!" Ia mengeluarkan senjata api dan menodongkannya pada mahluk itu.
"Sstts ...." Jie melonggarkan belitannya dan pergi tanpa perlu diancam lagi.
Achazua tampak menghela napas, sedikit lega.
"Mez, cepat jalan."
"Um ... sepertinya tidak bisa, Jendral. Baling-balingnya hancur."
"Apa?" Achazua tertegun dengan ekspresi jelek.
Di sebrang, Yena terkekeh.
"Kembalilah, Jendral. Jangan menjadi seorang pengecut!"
"Jendral, kalian mau ke mana?!" Anjas yang dipanggil Ji Sa daang terbirit-birit.
Ia menggunakan perahu dan menjemput jendralnya itu. Achazua bagaimanapun, mau tidak mau harus naik. Ia kembali ke daratan dengan wajah luar biasa merah padam.