Kapitel 145: Ketulusan Seorang Ibu

Melihat respon Haes-Sal yang sepertinya tahu akan sesuatu mengenai anaknya, Wanita itu pun langsung bertanya.

"Ada apa Tuan? Tuan kenal anak saya?" tanya wanita itu dengan harap - harap cemas.

"Um ... sebenarnya .. saya sendiri bingung harus menceritakannya seperti apa, Bu," ucap Haes-Sal perlahan sambil menggaruk - garuk kepalanya.

"Tidak apa - apa, Tuan. Apa pun yang Tuan ketahui soal anak saya, tolong beri tau saya. Apa pun!"

Wanita tersebut berharap sambil menggenggam erat tangan Haes-Sal.

"Um ... maaf, bu. Sebenarnya ini mungkin tidak berhubungan dengan masalah penculikan ini. akan tetapi, saya pernah bertemu sekali dengan anak ibu. Kalau tidak salah 2 atau 3 hari yang lalu pukul 6 sore."

Mendengar hal tersebut, wanita itu pun langsung tersentak.

"Waktu itu, saya ingat anak ibu menggunakan kacamata, seragam abu - abu putih, serta menggunakan jaket jersey latihan tim sepak bola terkenal berwarna hitam."