Kapitel 189: Prediksi Yang Tidak Menyenangkan

"Kalau soal itu ...." Budi mendadak terdiam.

"Kenapa, Bud?" tanya Maya. "Kamu tadi liat bapak kamu sakit kan? Mm ... sakitnya parah, gitu?"

"Iya," jawab Budi sembari mengangguk.

"Dan sakitnya itu ... belum tau kapan tepatnya akan terjadi, kan?" tanya Maya.

"Belum. Tapi ... entah kenapa aku yakin hal itu terjadinya nanti, saat aku udah benar-benar mau berangkat ke Gaia ...." ucap Budi perlahan.

"Hmm ... tapi meskipun begitu, bukannya lebih baik kalau kamu menengok beliau sebelum sakitnya datang? Justru sebelum parah harusnya kamu udah ketemu dan berbaikan dengan bapak kamu, kan?" tanya Maya.

"Iya, aku tau. Sebaiknya memang seperti itu. Tapi ... di dalam kepalaku tadi ... ibu juga kasih tau aku bahwa kalau aku datangnya di saat yang nggak tepat, aku bisa ... aku bisa ...."

Budi tak melanjutkan kalimatnya dan hanya menatap kosong ke atas meja.

Maya menatap Budi lekat-lekat, menunggu Budi menyelesaikan kalimatnya.