"B-Baiklah, Tuan," ungkap Rishia, pelan.
Hatinya begitu lega dengan ditandai hembusan napas panjang yang keluar dari mulutnya. Dirinya tak lagi takut terhadap Evan, tidak akan ada uji coba seperti yang pria itu katakan sebelumnya.
"Tapi bagaimana Tuan bisa sampai ke sini? Ibukota Liviel cukup jauh dari sini," tanya Rishia.
Itulah yang menjadi rasa penasaran gadis tersebut, pemimpin yang paling dihormati oleh seluruh manusia kini berada di dalam wilayah musuh. Ia cukup khawatir mengingat pamflet dan sebaran kertas banyak menceritakan tentangnya dan hadiah jika berhasil menangkap Evan hidup-hidup.
"Hanya kesalahpahaman saja," ujar Evan, pelan.
"Kesalahpahaman menyebabkan kau terjebak di sini untuk waktu yang tak tentu," timpal Rishia, Evan tersenyum simpul mendengarnya.
Creation is hard, cheer me up!
Like it ? Add to library!