Kapitel 47: TERUNGKAPNYA SANG ANAK DEWA NAGA

"Berapa lama lagi kita sampai di Keyjun?" tanyaku.

"Sepertinya kan lama," jawab Yue.

Pastinya, jika kita berjalan dengan kecepatan seperti ini mungkin kita akan sampai satu minggu lagi dari sekarang. Sesungguhnya aku tidak sabar menunggu waktu yang cukup lambat ini, tapi bagaimana caranya aku membawanya dengan cincin ini tanpa ketahuan?

"Apa ada yang salah, Hera?" tanya Yue.

"Eh?! Tidak aku hanya memikirkan betapa lambatnya perjalanan ini jika di bandingkan dengan sebelumnya.

"Ini adalah kecepatan maksimumku dalam air. Yang aku heran adalah kenapa kau dengan tenangnya tidak terpelanting saat aku melaju sekencang ini? aneh!" jawabnya.

Kami bertemu dengan sekumpulan ikan yang sedang mengelilingi seekor paus. Ikan itu memiliki sayap namun bentuknya layaknya ikan biasa.

"Sepertinya enak," gumamku.

"Apa kau tahu ikan apa itu?" tanya Yue.

"Tidak," jawabku dengan menanti jawaban balik darinya.

"Sama, aku juga," jawab Yue kembali.