Kepala Rere rasanya mau pecah mendengar semua balasan dari Jaseline yang hanya membuat kepalanya memanas saja. Jika orang lain mungkin Rere tidak akan merasa lelah dan tetap akan menang. Namun, ini adalah Jaseline. Semua ucapan Rere malah dibalas telak sampai Rere sendiri menyerah.
Daripada membuat keributan di kafenya sendiri, jadi Rere memilih untuk menghubungi Jeno untuk menjemput adiknya itu disini. Jika bukan di kafe miliknya, mungkin akan terus Rere ladeni sampai kapanpun.
Beruntunglah Jeno cepat datang.
"Re? Kenapa? Dia buat keributan yah di kafe lo?" cecarnya bertanya sambil dengan nafas yang memburu.
Jaseline yang ada di sebelahnya dibuat terkejut dengan kedatangan kakaknya itu. Ia lantas mendelik pada Rere.
"Lo ngapain sih pake nyuruh kakak gue datang kesini segala?"
"Dia kenapa, Re?" tanya Jeno sekali lagi.