Eryi memang nama panggilan akrab untuk Xing Jiu'an, tapi orang yang memanggilnya dengan nama itu saat ini cukup asing baginya. Dia menatap pria yang datang ke arahnya dengan sorot mata yang terlihat ragu. Lu Zhichen melemparkan senyum kepada Xing Jiu'an. Dia sama sekali tidak seperti sebelumnya pada kesehariannya, sikapnya kali ini sangat lembut.
"Lama tak bertemu…" Lu Zhichen berjalan ke hadapan Xing Jiu'an, tapi tetap menjaga jarak dengannya.
Xing Jiu'an beberapa kali bertemu dengan Lu Zhichen di kehidupan sebelumnya. Huo Chulan, Nona Ketiga Keluarga Huo, sangat menyukai pria ini, bahkan tidak bisa menahan diri untuk tidak memperlihatkan rasa sukanya. Meskipun dia juga menyadari cinta Huo Chulan agak tak lazim, tapi dia merasa dirinya yang berpikir terlalu jauh. Namun, Lu Zhichen sepertinya sangat membenci Huo Chulan. Di kehidupan sebelumnya, sampai hari kematian Xing Jiu'an, hubungan kedua orang itu tidak berlanjut.
Hanya saja, Xing Jiu'an tidak habis pikir, mengapa Lu Zhichen tahu nama panggilannya yang biasa digunakan oleh guru dan para seperguruannya. Dia berpikir Lu Zhichen pasti tidak mengenal guru dan para saudara seperguruannya. Ketika Lu Mingxi hendak mengatakan sesuatu, mendadak Xing Jiu'an mendapati bahwa ekspresi Mu Qing tidak enak dilihat. Qin Ge memegang tangannya erat-erat, dia pun hanya bisa menatap Lu Zhichen tanpa bicara.
"Aku…" ucap Lu Zhichen. Namun, Mu Qing menghampiri Xing Jiu'an sambil mengulurkan tangannya dan menarik gadis itu ke sisinya. Lu Zhichen menghentikan ucapannya sebelum sempat mengatakan sesuatu.
"Direktur Lu, kami masih memiliki urusan. Kami tidak bisa menemani Anda." Setelah Mu Qing selesai bicara, dia memberi isyarat pada Xing Jiu'an untuk meninggalkan tempat itu.
Sejak Xing Jiu'an kembali ke usianya yang ke-19 tahun, reaksinya menjadi lebih lambat. Bahkan saat ini, dia tampak linglung ketika Mu Qing membawanya. Sementara itu, Lu Mingxi dan beberapa orang lainnya mengikuti mereka berdua.
Orang-orang di sana masih sibuk memberi ucapan selamat kepada Xing Jiu'an. Tatapan mata Lu Zhichen tertuju ke arah Xing Jiu'an dan lainnya yang pergi menjauh. Sudut bibirnya tertarik ke atas. Meskipun Mu Qing memperlakukannya seperti ini, suasana hatinya masih bagus. Dia bergumam, "Kita… masih punya kesempatan untuk bertemu lagi."
"Kak Mu Qing, orang itu tadi…" Mendadak Xing Jiu'an tersadar dan bertanya kepada Mu Qing.
Mu Qing teringat dengan apa yang sebelumnya terjadi. Ekspresinya tampak tidak senang. Dia berkata, "Jiu'an, lain kali kamu harus menjauhinya."
Xing Jiu'an tidak bertanya mengapa Mu Qing memintanya menjauh dari pria itu. Namun, karena Mu Qing mengatakan demikian, dia langsung mematuhinya. Dia tidak siap berhubungan dengan Keluarga Huo di kehidupannya saat ini. Huo Chulan menyukai Lu Zhichen, jadi dia memang harus menjauh.
Dalam kehidupan ini, Xing Jiu'an hanya ingin melakukan tiga hal. Pertama, dia tak mau mengulangi apa yang terjadi di kehidupan terakhirnya. Kedua, dia ingin hidup baik-baik. Ketiga, dia ingin balas dendam. Huo Chulan adalah seorang pembunuh yang secara tidak langsung menyebabkan kematiannya. Dia tidak akan pernah melepaskan Huo Chulan. Sedangkan itu, dia tidak akrab dengan Lu Zhichen di kehidupan terakhirnya, jadi di kehidupannya saat ini, dia juga tidak berencana melakukan apa pun.
Xing Jiu'an begitu patuh dan penurut, sehingga membuat Mu Qing canggung. Sepertinya, adik seperguruannya ini telah mengalami banyak hal, meskipun baru beberapa hari keluar. Xing Jiu'an tidak hanya bersikap waspada dan patuh terhadapnya, tetapi sorot matanya juga memancarkan kesedihan dan perubahan yang sulit dipahami. Ingin sekali dia bertanya, tetapi suaranya seolah berat dan lemah. Xing Jiu'an tidak suka kebohongan, jadi dia pun memilih untuk diam.
Akhirnya, Mu Qing berkata dengan suara lembut, "Jiu'an, aku membelikanmu minuman dan makanan penutup di mobil."
"Kak Mu Qing, aku akan pergi dengan Qin Ge," ucap Xing Jiu'an. Qin Ge berdiri di samping mereka sambil tersenyum provokatif.
"Kalau begitu, kamu pulang malam nanti?"
"Aku akan pulang…"
"Kalau begitu, minuman dan makanan penutup ini akan kubawa pulang dan kuletakkan di dalam kulkas. Bagaimana?" tanya Mu Qing.
"Baiklah."
Mu Qing hendak pergi meninggalkan tempat itu bersama Lu Mingxi. Sedangkan Kakak Keenam pergi mendadak di menit-menit terakhir sebelum pertandingan usai karena ada urusan mendadak yang harus ditanganinya, sehingga Mu Qing dan Lu Mingxi pulang bersama.
Tunggu, Kak Mu Qing…" Xing Jiu'an berjalan cepat sambil mengerucutkan bibirnya. Dia berbisik, "Kak Mu Qing, aku ingat… Dulu namaku Xing Se."
Mu Qing membelai rambut Xing Jiu'an dengan lembut sambil berkata, "Xing Se juga Xing Jiu'an."