Tiap lembar kertas di atas meja telah ia baca begitu juga yang harus ia tanda tangani, pekerjaanya sebagai Kaisar untuk hari ini akhirnya selesai, meski ada beberapa lembar yang ia simpan di laci. Void ragu mengerjakannya, ia tahu jika kertas-kertas yang ia simpan di laci itu memiliki pengaruh besar untuk Kekaisaran. Khawatir dirinya jika menandatangani hal yang tidak ia mengerti, bisa-bisa itu akan menimbulkan kerugian untuk Kekaisaran.
Scintia datang kembali ke ruangan itu, membawa set minum teh diatas nampannya kemudian ia menaruhnya di atas meja. Disaat yang sama, Void meregangkan tubuhnya, melepaskan rasa lelahnya setelah duduk cukup lama. Meski di kehidupan sebelumnya ia sudah sering duduk lebih lama dari ini di depan komputer, tetapi dengan tubuh ini ia merasa tidak terbiasa duduk terlalu lama.
"Paduka …"
Scintia menaruh gelas yang sudah ia tuangi teh, tersenyum bibirnya saat mempersilahkan Void meminum teh itu.
"Terima kasih, Scintia," Ucap Void, lalu tanpa ragu ia meminum teh yang terasa sangat hangat di tenggorokannya, meninggalkan rasa nyaman dan membuat pikirannya sedikit lebih tenang daripada sebelumnya "Ini enak …"
"Terima kasih, paduka," Sahut Scintia sembari membungkuk.
"Jadi? Apa jadwal selanjutnya Scintia?"
Meski pekerjaanya memeriksa laporan telah selesai, tetapi bukan berarti dirinya sebagai penguasa tertinggi Kekaisaran telah berakhir. Biasanya seorang pemimpin akan sibuk menemui orang-orang penting untuk menjaga hubungan antara orang-orang itu dengan sang pemimpin, itu yang Void tahu berdasarkan kehidupan sebelumnya.
"Tidak paduka. Saat ini, tidak ada yang harus anda lakukan. Kertas-kertas ini akan saya berikan kembali kepada tuan Ink Owl."
"Ah kalau begitu Aku juga akan menemuinya, jadi sekalian."
"Eh? Apa ada yang ingin Anda sampaikan kepada beliau? Kalau begitu saya yang akan–."
"Tidak apa-apa, ini sedikit penting jadi sebaiknya sekalian aku ikut dengan mu."
Laporan yang ia simpan di laci kembali ia keluarkan, membicarakan dengan orang yang paling memahami hubungan di Kekaisaran adalah Ink Owl. Dia sudah lama menjadi penasihat Kaisar–sebelum terjadinya perang 500 tahun, karena itu orang yang paling cocok untuk di tanyai adalah Ink Owl seorang.
Mereka berdua keluar dari ruangan itu, Void membawa beberapa lembar kertas yang sebelumnya ia ambil dari laci, sedangkan Scintia membawa tumpukan kertas dengan satu tangan, tumpukan yang tinggi sampai melebihi tinggi badan Scintia. Hebatnya, Scintia membawa itu dengan sangat tenang dan sangat seimbang sampai kertas-kertas itu tidak bergoyang sama sekali, apa itu kemampuannya sebagai pelayan yang sudah terbiasa menjaga keseimbangannya saat membawa nampan.
Void berjalan dibelakang mengikutinya, karena ia tidak tahu jalan jadinya Void menyerahkan penunjuk jalan kepada Scintia. Tidak lama kemudian, langkah Scintia berhenti di depan sebuah ruangan. Pintu kayu dengan cat hitam, ada nama yang tertulis di plat kayu yang menempel di tembok dekat pintu, nama itu adalah Ink Owl, tertulis dengan jelas dan setiap hurufnya menyatu dengan huruf selanjutnya.
"Tuan Ink Owl, apa anda ada di dalam?" Tanya Scintia setelah mengetuk pintu.
"Oh Scintia? Masuklah."
"Baik, permisi Tuan."
Scintia memutar gagang pintu dengan tangan kirinya, mendorong pelan dan membuka pintu itu secara perlahan. Ink Owl tengah duduk di meja kerjanya, sedang menulis sesuatu yang membuatnya terlihat cukup serius. Mendengar suara pintu bergeser, ia mengangkat kepalanya dengan cepat tanpa menyadari kalau bukan hanya Scintia saja yang masuk ke ruangannya.
"Wah, ruangan mu sedikit berantakan ya Ink Owl," Ucap Void tiba-tiba, menilai ruang kerja Ink Owl.
"Eh!? Pa--paduka!?"
Ink Owl sangat terkejut mendengar suara berat yang sangat tidak asing di telinganya itu, ia melepaskan semua kertas-kertas yang ada di genggamannya, membuat semuanya berantakan.
"A--ah. Maaf, Aku mengejutkan mu?"
"Ti--tidak paduka, maaf karena saya tidak menyadari kedatangan anda. Maaf juga karena ruangan saya sangat berantakan, ini sangat memalukan."
"Ahahaha tidak apa-apa. Scintia, bisakah Kamu membereskan ruangan Ink Owl."
"Jika itu yang anda minta, paduka."
"A--ah anda tidak perlu repot-repot, Nona Scintia."
Scintia tidak mendengar perintah siapapun yang diberikan kepadanya, walau orang itu lebih tinggi atau setara dengan Void atau sebagai tangan kanan Void, Scintia hanya mendengarkan perintah yang keluar langsung dari mulut Void, menjadi pengecualian jika ada sebuah perintah yang berkaitan dengan pekerjaan Void seperti membawakan kertas-kertas laporan dari ruang kerja Ink Owl ke ruang kerja Void. Karena itu, Scintia tetap menjalankan perintah Void untuk membereskan ruangan Ink Owl.
"Maaf, paduka. Anda sampai meminta Nona Scintia untuk membereskan
ruangan saya," Ucap Ink Owl merasa tidak enak.
Void tidak begitu memikirkannya, ia membalas "Tidak apa-apa. Daripada itu ada yang ingin ku diskusikan dengan mu," Void mengeluarkan beberapa lembar kertas yang ia bawa, menaruh semuanya di atas kertas.
Wajah burung hantu itu terlihat bingung untuk sesaat, ketika melihat laporan dan surat permintaan dari suatu kerajaan di taruh di atas meja kerjanya.
"Apa ada yang salah, paduka?" Tanya Ink Owl bingung.
"Eh? Ah tidak ada. Aku hanya ingin bertanya saja, maksudku kau juga pastinya mengerti kalau aku salah membuat keputusan pastinya akan sangat berpengaruh kepada Kekaisaran dan aku tidak mau itu terjadi," Jelas Void tanpa ragu sambil tersenyum kaku.
"Tidak mungkin! Paduka tidak mungkin membuat keputusan yang salah!" Balas Ink Owl menyangkalnya.
Void tersenyum kecil, senang ia mendengar Ink Owl mempercayainya walau ia yakin yang Ink Owl percayai itu adalah Void yang sebelumnya "Ink Owl, apa Kau tahu apa alasan aku mengangkat kalian menjadi Jenderal Iblis?" Tanya Void tiba-tiba.
"Eh? Itu agar kami dapat menjaga kedamaian di Kekaisaran Iblis, menjadi ujung tombak bagi Kekaisaran dan menjadi penyangga untuk Kekaisaran," Jawab Ink Owl, jawaban itu bahkan Void tidak tahu jika itu memang alasan adanya Jenderal Iblis.
"Benar," Tapi Void tidak pikir panjang, lalu ia lanjut berbicara "Kalian ada untuk melindungi Kekaisaran, menjaga kedamaian di Kekaisaran, itu artinya aku sebagai Kaisar Iblis pun tidak mampu menjaga kedamaian ini seorang diri."
"Itu–."
"Aku juga mengangkat Scintia sebagai pelayan pribadi karena diriku tidak mampu mengurus diriku sendiri. Karena itu, meskipun itu adalah diriku tetapi belum tentu aku bisa membuat sebuah keputusan yang tepat dan karena itulah aku mengangkatmu sebagai penasihat."
Ucapan Void membuat Ink Owl seketika langsung berlutut dihadapannya, ucapan Void sekaan sangat memukul dirinya. Ia beranggapan jika Kaisar Void menganggap dirinya tidak ingin melaksanakan tugasnya sebagai penasihat Kaisar.
"Maafkan saya, saya tidak bermaksud begitu."
Walau sebenarnya, Void hanya mencari alasan saja. Seperti Scintia yang salah paham karena menganggap pertanyaan dari Void sebagai ujian, ia juga berharap Ink Owl tidak merasa heran jika dirinya tidak tahu apa yang harus ia lakukan sebagai Kaisar Iblis.
To be continue