Kapitel 167: Flashback

"Aduh!"

"Ya ampun ... sori, Jess. Gue nggak sengaja."

Jessika membersihkan sepatu putihnya yang baru saja diinjak oleh Ambar. Gadis itu menatap teman sekelasnya dengan sengit dan marah.

"Lo tahu nggak harga sepatu ini berapa? Ini sepatu baru, Ambar!" Jessika setengah memekik, tepat di hadapan wajah Ambar. Keduanya menjadi pusat perhatian seisi kelas, sampai Ambar menunduk karena takut.

Jessika memang dikenal sebagai gadis yang sedikit kejam. Di kelas Sebelas IPS Dua, tidak ada satu pun orang yang berani melawan gadis itu. Dia berkuasa di atas segalanya, karena berasal dari keluarga kaya raya.

Sekolah yang orang tua Arkala bangun bukan sekolah biasa, melainkan sekolah dengan label elite yang berisi para pewaris perusahaan.

Meski begitu, tidka sedikit juga di antara mereka yang berasal dari keluarga sederhana, yang megandalkan beasiswa untuk bisa menempuh pendidikan di SMA Pasutri tersebut.