Kapitel 190: Mitos

Makin lama maka makin sulit baginya untuk bergerak.

Beruntung ia tak lagi merasakan mual dan muntah, sehingga ia bisa mengembalikan nutrisi tubuhnya dan kembali seperti biasa, makan apa pun itu tanpa pantangan sedikit pun.

Bahkan kini setiap sore selalu pergi dengan sang suami untuk mencari makan mau pun jajanan.

Yang termakan mitos adalah mamanya, yang menyuruh nya untuk makan apa pun yang ia inginkan asal itu jangan makanan yang membahayakan.

Agar anak nanti tak ngences ketika lahir.

Tapi ya kan namanya juga bayi, liur itu sudah seolah menjadi sesuatu yang berdampingan dengannya, memainkannya atau mengeluarkannya tidak ada hubungannya dengan sang ibu yang tak bisa makan apa yang ia mau ketika hamil.

Tapi meski begitu, ia memang seolah balas dendam, selama tiga bulan ia harus menahan rasa mual itu, dan sekarang ia bisa makan sepuasnya, tentunya ia tak akan membiarkannya.

Ia menatap dirinya dicermin, rasanya seolah ia tak mengenal dirinya sendiri.

***