App herunterladen
87.5% HOT PAPA / Chapter 35: CHUPP!

Kapitel 35: CHUPP!

"Kenapa kamu menciumku?" tanya Logan yang baru sadar setelah mendapatkan satu kali kecupan lembut dari wanita yang duduk di hadapannya.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin memastikan saja apakah kamu akan menolak kalau aku cium? Tapi ternyata kamu tidak menolaknya sama sekali, bahkan kamu tidak menunjukkan perlawanan apapun. Aku jadi bertanya-tanya sekarang, apa kamu juga menyukai aku seperti aku yang menyukai kamu? Aku sering sekali mengatakan bahwa aku menyukai kamu, tapi aku tidak ingin menuntut yang lebih karena aku tahu kamu sudah menikah dan kamu sudah berkeluarga, tapi sepertinya kamu memberikan aku harapan yang lain. Apa kamu juga menyukai aku? Terus terang saja, tidak ada yang perlu disembunyikan hanya ada kita berdua di rumah ini?" desak Rachel kepada laki-laki yang baru saja dikecup bibirnya.

Logan sendiri bingung kenapa ia tidak menolak sama sekali, saat wanita cantik di hadapannya tiba-tiba menciumnya. Bahkan dirinya cenderung merasa senang saat mendapatkan kecupan tersebut, seperti ada kupu-kupu yang keluar dari perutnya dan beterbangan secara bebas.

"Kenapa kamu hanya diam saja? Aku sedang bertanya kepadamu, apakah kamu juga menyukaiku? Jangan bilang kalau kamu sudah tidak punya perasaan kepada istrimu, makanya kamu tertarik kepadaku? Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apa kamu ingin merasakan ciuman lagi dariku atau bagaimana? Katakan saja?" goda Rachel dengan sengaja menggigit bibirnya, untuk membuat laki-laki yang disukainya tersebut tergoda.

"Maaf, aku harus pulang," pamit Logan yang hendak beranjak dari sofa, namun lebih dulu Rachel menahannya dengan ia duduk di pangkuan si laki-laki tampan yang dikaguminya.

"Aku sudah pernah bilang jangan seperti ini," tegur Logan yang hendak menyingkirkan Rachel dari pangkuannya, namun Rachel malah dengan sengaja mengalungkan tangannya ke lehernya Logan.

"Tata mataku dan katakan bahwa kamu juga menyukai aku? Tidak papa kita bisa bermain diam-diam, tanpa harus banyak orang yang mengetahuinya. Tidak apa aku menjadi yang ke dua, aku pun tidak masalah yang penting aku mendapatkan kekasih seperti yang aku inginkan." Rachel masih terus mendesak Logan untuk mengatakan yang sejujurnya.

"Tapi aku tidak punya perasaan apapun sama kamu," tolak Logan membuat Rachel terkekeh.

"Benarkah seperti itu? Terus kenapa tadi kamu mau aku cium?" tanya Rachel tangannya begitu lincah mengendurkan sedikit dasi yang dikenakan oleh Logan, supaya mereka berdua bisa mengobrol dengan rileks dan santai.

"Aku sendiri juga bingung," gumam Logan.

"Kamu bingung karena kamu masih ragu, tapi di sisi lain kamu juga menginginkan aku. Tolong jangan munafik karena aku bisa membaca dari bahasa tubuh kamu," ujar Rachel membuat Logan terdiam.

Ddrrtt drtt drttt!!

Logan merogoh saku celananya begitu mendengar suara dering ponselnya, setelah melihat dari layar ponselnya siapa yang menelpon ternyata yang menelpon adalah adik kesayangannya. Logan memang sudah membekalkan adik kesayangannya dengan ponsel, namun ponsel tersebut hanya boleh digunakan di jam-jam tertentu saja tidak boleh sampai seharian penuh. Untuk menghindari agar adik kesayangannya, tidak kecanduan dengan ponsel seperti anak-anak zaman sekarang.

"My Andi"

Is calling...

"Halo, sayang? Kenapa kamu bangun?

"Papa? Lagi di mana? Kenapa jam segini belum pulang juga ke rumah?"

"Papa, masih ada di rumahnya tante Rachel dan tadi pas mau pulang tiba-tiba hujan deras, jadinya tante tidak memperbolehkan papa kamu untuk pulang lebih dulu. Takutnya nanti malah kenapa kenapa dijalan karena di luar hujannya sangat deras, enggak papa kan kalau papa kamu di sini dulu?"

"Iya enggak papa kok, iya aku juga khawatir kalau nanti papa di jalan pas hujan deras. Ya udah kalau begitu nanti kalau hujannya sudah reda, suruh papa buat cepat pulang ya, Tante? Kalau gitu aku mau bobo duluan."

"Iya sayang, kamu bobo duluan aja. Nanti akan tante sampaikan kepada papa kamu."

"Baiklah good night, Tante."

"Good night, Boy."

Logan menggerutu kesal karena Rachel begitu saja dengan seenaknya, mengambil ponselnya dan mengambil alih berbicara dengan adik kesayangannya.

"Kenapa muka kamu kayak, gitu? Aku hanya ingin supaya kamu lebih lama di sini dan aku memang tidak mau terjadi sesuatu yang buruk sama kamu di luar sana, kalau kamu nekad pulang hujan kayak gini. Yeahh walaupun kamu menggunakan mobil sekalipun, tapi tetap saja aku merasakan khawatir," ujar Rachel yang masih betah duduk di pangkuannya Logan.

"Hufft, terus apa mau kamu sekarang? Aku kan sudah bilang kalau aku tidak menyukai kamu, tapi kamu tetap memaksa. Terus apa mau kamu?" Logan bertanya dengan sedikit kesal.

"Santai sayang, terserah saja kamu kalau mau tetap mengelaknya seperti itu, tapi aku akan membuat kamu mengatakan yang sejujurnya malam ini juga. Kamu tunggu di sini dan jangan ke mana-mana, karena aku akan segera kembali membawakan sesuatu yang bisa membuat kamu jujur akan perasaanmu kepadaku," ujar Rachel kemudian beranjak dari pangkuannya Logan dan pergi ke dapur untuk mengambil sesuatu.

"Apa yang mau dia lakukan?" gumam Logan.

Rachel mengambil satu botol minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi, tak lupa ia juga membawa dua buah gelas kemudian di bawanya ke ruang tengah, untuk dinikmatinya bersama dengan laki-laki yang disukainya.

Ddrrt drttt drttt!!

Rachel melirik ke arah ponselnya yang diletakkan di atas meja, untuk melihat siapa yang menelponnya malam-malam begini dan mengganggu waktu berduaannya bersama dengan Logan.

"Ngapain itu orang malam-malam gini telepon?" heran Rachel kemudian dengan sengaja mematikan ponselnya agar tidak ada siapapun yang mengganggu.

"Bukannya itu alkohol? Ngapain kamu bawa alkohol ke sini dan kapan kamu membelinya?" tanya Logan membuat Rachel tersenyum.

"Aku memang membelinya sudah cukup lama dan aku memang menyediakannya di rumahku, kenapa muka kamu berubah jadi panik kayak, gitu?" goda Rachel membuat Logan berusaha menormalkan raut wajahnya.

Rachel membuka tutup botolnya terlebih dahulu kemudian menuangkannya sedikit demi sedikit ke dalam gelas. Logan tidak mengerti kenapa wanita di hadapannya malah mengajaknya minum alkohol.

"Lagi hujan-hujan kayak gini memang enaknya minum yang hangat-hangat, dengan kita minum alkohol bisa membuat badan kita hangat dari dalam. Aku bisa menebak bahwa kamu bukan tipe laki-laki yang suka minum alkohol, tapi kalau kamu lagi sama aku kamu tidak perlu kaget melihat aku suka minum alkohol. Karena di kalangan dunia entertainment seperti kami, minuman-minuman seperti ini sangat umum sekali dikonsumsi asalkan tidak diketahui oleh media," ujar Rachel sembari menyodorkan segelas yang berisikan minuman beralkohol.

"Tinggal pakai selimut badan jadi hangat," sahut Logan membuat Rachel terkekeh.

"Tentunya ada yang lebih hangat dibandingkan selimut yaitu pelukanmu, apa kamu mau memelukku?" goda Rachel sembari mengedipkan sebelah matanya.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C35
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen