App herunterladen
35% HOT PAPA / Chapter 14: Mencari Model Iklan?

Kapitel 14: Mencari Model Iklan?

Logan menyuruh agar bawahannya segera mencarikan seorang artis, yang akan dijadikan model utama untuk mempromosikan properti dari perusahaannya yang baru. Logan meminta agar dicarikan seorang artis wanita, yang sedang hangat-hangatnya di dunia entertainment dan soal budget tidak jadi masalah.

"Memangnya mau nyari artis seperti apa? Di dunia entertainment artis itu banyak macamnya, mau nyari yang gemuk atau kurus semuanya ada di sana. Tinggal tentukan saja bagaimana kriterianya?" tanya Milea yang saat ini sedang ada di ruangan sahabatnya.

"Emm kalau bisa jangan yang terlalu gemuk juga aku ingin yang sedang-sedang saja. Pokoknya aku ingin artis tersebut bisa menarik pasaran, supaya properti yang hendak di promosikan dapat diterima di pasaran dengan baik," ujar Logan sambil mengecek email yang masuk di laptopnya.

"Ya sudah nanti biar aku bantu aku mencarikan artisnya, walaupun aku tidak begitu tahu artis-artis di Indonesia tapi aku akan tetap membantunya. Lagian ngapain pakai repot-repot nyari artis segala? Kenapa enggak pakai aku saja, aku juga bisa kok narik para pembeli," usul Milea membuat Logan terkekeh.

"Aku tidak mungkin membiarkan sahabatku dilirik oleh banyak orang, aku tidak akan rela melihatnya. Kamu cukup berada di belakang layar saja sama aku, kamu mau minta barang apa saja yang akan aku belikan, jadi kamu tidak perlu capek-capek jadi model," ujar Revan membuat matanya Milea berbinar.

"Benarkah? Aku minta apa saja bakalan Kamu turuti? Nanti kalau aku minta yang macam-macam, bagaimana?" tanya Milea.

"Kamu mau minta apa aja aku belikan, tapi kalau cuma sebatas barang aku tidak masalah. Beda cerita kalau kamu minta kaya pulau, mungkin aku akan berpikir 1000 kali untuk membelikannya," ujar Logan membuat Milea memutar bola matanya dengan malas.

"Aihh ya kali aku minta pulau? Pulau mana coba?" heran Milea.

"Ya kali aja kamu minta dibelikan pulau kodok haha," ujar Logan langsung mendapat timpukan segumpal tisu.

"Enak saja, kamu tuh ular," ledek Milea.

"Lah kan aku emang punya ular hahaha." Logan tak bisa menghindar lagi, saat sahabatnya tersebut menimpuki dengan banyak gumpalan tisu.

Saat mereka berdua tengah asyik bercanda tawa, tiba-tiba saja sekretarisnya datang memasuki ruangannya dan mengatakan bahwa sudah menemukan artis yang cocok untuk dijadikan model di perusahaan mereka.

"Jadi siapa artis yang kamu rekomendasikan?" tanya Logan membuat sang sekretaris menyerahkan berkas-berkas dari si artis tersebut.

"Dia bernama Rachel Cantika, dia salah satu artis muda yang tengah ramai diperbincangkan dan sedang laris manis di dunia hiburan. Saya merekomendasikan agar perusahaan kita, memakai seorang aktris bernama Rachel tersebut untuk dijadikan model," ujar sang sekertaris membuat Logan meragu, haruskah memakai jasa dari wanita yang pernah disukainya di masa lalu.

Logan bahkan sampai lupa kalau Rachel adalah seorang aktris, ia tidak kepikiran sama sekali untuk memakai jasanya. Justru yang ada dipikirannya adalah ia memakai jasa artis lain, tapi entah sekretarisnya malah merekomendasikan untuk memakai Rachel sebagai model utamanya.

"Dia cantik, badannya juga bagus, aku setuju kalau kamu memakai jasa dia sebagai modal utamanya," saran Milea setelah membaca biodatanya Rachel.

"Emm yakin kamu setuju?" tanya Logan sambil mendongakkan kepalanya, menatap Milea yang berdiri di sampingnya.

"Aihh kenapa kamu ragu-ragu seperti itu? Bukankah dia memenuhi kriteria yang kamu inginkan, dia juga terlihat seperti wanita yang pintar jadi tidak ada salahnya kalau kamu menggunakannya. Tanyakan saja terlebih dahulu dia mau menerima tawaran dari kita atau tidak? Kalau diterima, langsung saja kita atur jadwal syutingnya secepatnya," usul Milea membuat Logan tak punya pilihan lain selain mengiyakannya.

"Baiklah, tolong kamu tanyakan kepada managernya Rachel, apakah dia bersedia menjadi model utama di perusahaan kita atau tidak? Kalau seandainya dia tidak mau, langsung saja kamu cari pengganti," suruh Logan membuat sang sekretaris menganggukkan kepalanya.

"Kenapa kamu terlihat ragu-ragu seperti itu? Seperti ada yang sedang kamu pikirkan? Apa ada sesuatu yang mengganjal di pikiran kamu?" tanya Milea yang keheranan.

"Tidak ada, ya sudah yuk kita cari makan karena ini sudah memasuki jam makan siang, aku tidak mau sampai sahabatku kelaparan dan berakhir dengan busung lapar," ajak Logan yang berjalan lebih dulu keluar dari ruangannya.

"Yakkk tidak sampai busung lapar juga, kamu pikir aku tidak makan selama satu bulan penuh, ha?" kesal Milea secara tidak langsung sahabatnya itu meledeknya semakin kurus.

"Kenapa kamu marah-marah seperti itu? Aku mengatakan yang sebenarnya, jujur aku lebih menyukai kalau badan kamu berisi daripada kurus kering seperti itu," protes Logan membuat Milea mendengus kesal.

"Aihh enak saja kalau ngomong, badanku itu bukan karus tapi kebanyakan laki-laki zaman sekarang menyukai body yang seperti ini. Jadi aku harus menyesuaikan dengan jaman juga," ujar Milea membuat Logan memutar bola matanya dengan malas.

"Dan itu tidak termasuk aku!"

Logan tidak membawa sahabatnya untuk makan di kantin yang ada di perusahaannya, melainkan langsung mengemudikan mobilnya untuk menuju ke restoran favoritnya, di mana sahabatnya tersebut pasti belum pernah ke sana sama sekali setelah pulang ke Indonesia.

"Ngomong-ngomong, kamu masih sering ketemu sama anak-anak alumni SMA? Beberapa hari lalu saat aku ke mall, tidak sengaja bertemu dengan salah satu anak yang beda kelas dengan kita, namun satu angkatan. Bahkan dia masih ingat aku dengan baik, padahal aku tidak mengingat namanya sama sekali," curhat Milea membuat Logan menolehkan kepalanya, karena sahabatnya duduk di kursi sampingnya.

"Siapa?" tanya Logan.

"Namanya kalau enggak salah, Andri. Entah siapa nama panjangnya aku lupa, yang jelas dia satu angkatan sama kita dulu," ujar Milea.

"Kamu kan tahu sendiri aku tidak begitu punya banyak teman di sekolahan, jadi mana aku ingat teman-teman satu angkatan kita dulu. Lagian tidak penting juga untuk ingat-ingat, aku cuma ingat kamu di dalam hidupku. Sahabatku yang paling cantik di dunia ini," puji Logan sambil menaik turunkan alisnya.

Mungkin kalau dulu dipuji cantik oleh laki-laki di sampingnya terasa biasa, tapi kalau sekarang semakin mereka beranjak dewasa rasanya beda lagi, seperti ada kupu-kupu yang keluar dari dalam perutnya.

"Ngapain kamu senyum-senyum seperti itu? Ihh serem," ledek Logan membuat Milea refleks memukul lengan laki-laki di sampingnya.

"Logan? Seriusnya aku pengen nanya, selama ini kamu belum pernah pacaran? Masa iya selama aku tinggal ke Singapura bertahun-tahun lamanya, kamu belum juga mendapatkan wanita yang cocok?" tanya Milea yang penasaran.

"Kenyataannya memang seperti itu, belum ada wanita yang cocok di hatiku. Sekalinya ada yang cocok itu pun dulu waktu masih zaman SMA, aku dulu pernah cerita kan kalau aku naksir sama cewek yang satu angkatan dengan kita, hanya saja aku tidak berani mengungkapkannya," ujar Logan membuat Milea semakin penasaran.

"Yeahh kamu memang pernah mengatakannya, tapi kamu tidak menunjuk siapa orangnya? Dia dari kelas apa dan bagaimana bentuk wajahnya? Apakah lebih cantik dari aku?" tanya Milea membuat Logan terkekeh.

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE

DAN COMENT GAESS, TERIMAKASIH


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C14
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen