Malam hari....
Setelah beberapa jam berkultivasi Du Ze akhirnya berhenti karena ini sudah larut malam.
"Sedikit lagi aku akan menerobos ranah heavenly star, waktunya memasuki alam jiwa." Du Ze kemudian menghilang dari kamarnya dan menuju alam jiwa.
Saat Du Ze sampai di sana, dia melihat Yun Ling sedang berkultivasi dan dia telah menerobos ranah heavenly fate takdir jiwa pertama.
"Hehe, dia sangat berbakat. Perkembangannya bahkan lebih cepat dari Nie Li dan teman2nya tentu saja kecuali aku." Du Ze lalu mendekati sebuah pohon dan duduk di bawahnya kemudian meletakakan beberapa batu roh dan mulai berkultivasi.
Sekarang Du Ze telah mencapai heavenly fate dengan takdir jiwa kesembilannya. Dia hanya butuh satu takdir lagi untuk mencapai ranah heavenly star.
Du Ze berencana setelah dia menerobos, dia akan mencoba pergi ke dunia luar dan mencari danau dewa dan mengambil akar dewanya. Namun dia belum tau cara mengambilnya seperti yang Nie Li lakukan. Jadi untuk sementara waktu dia menundanya dulu.
.....
Beberapa jam kemudian...
Du Ze yang tengah duduk di dekat pohon, saat ini penuh dengan semburan energi surgawi di sekitar tubuhnya. Di dalam lautan rohnya, sembilan takdir jiwa yang dia miliki tiba2 bergetar dan mulai berputar dengan kencang. Lalu takdir jiwanya mulai bersatu dan membentuk dua takdir jiwa yang sedikit lebih besar dari sebelumnya.
Du Ze akhirnya menerobos ke ranah heavenly star. Dia membutuhkan lima jam dan sekitar lima puluh batu roh untuk mencapainya.
Kepulan energi sedikit demi sedikit mulai menghilang dan meresap ke dalam tubuh Du Ze.
"He he... Aku berhasil menerobos dengan baik. Aku tak menyangka sekali terobos dua takdir jiwa langsung terbentuk. Ini mungkin karena perubahan lautan jiwa ku beberapa hari yang lalu dan karena itu perkembanganku meningkat beberapa kali." Du Ze
"Du Ze, selamat karena berhasil menerobos." Kata Yun Ling
"Aah!!, Uh... Bikin kaget saja." Du Ze yang tiba2 terkejut mendengar suara Yun Ling di sampingnya.
"Hehe, maaf2. Apa kamu sudah makan? Aku tadi memasak beberapa makan." Yun Ling
"Hehe, baik ayo makan." Du Ze
Mereka berdua lalu duduk di dekat pohon dan mulai makan bersama. Ngomong2 dunia jiwa Du Ze telah berkembang lagi saat Du Ze menerobos ranah heavenly fate, sekarang itu sebesar dua kali lipat dari sebelumnya. Juga beberapa minggu lalu sebelum dia berangkat ke reruntuhan drakonik, Du Ze membuat sebuah rumah besar sebagai tempat dia dan Yun Ling tinggal jika mereka berada di sana. Itu lengkap dengan peralatan2 rumah tangga lainnya.
Hari terus berlalu dan Du Ze akhirnya keluar dari dunia jiwa. Sedangkan di dunia luar hari masih gelap dan sebentar lagi akan di gantikan dengan pagi hari.
Du Ze memanfaatkan waktu yang singkat ini untuk tidur dan istirahat sebentar....
....
Pagi hari...
Waktu telah berlalu, Du Ze saat ini berada di luar kediamannya. Dia sedang menunggu Nie Li dan Lu Piao. Seperti yang dia ketahui, hari ini mereka akan pergi untuk melapor dan mengikuti pelajaran di hari pertama mereka.
....
Selang waktu berlalu, Nie Li dan Lu Piao akhirnya keluar.
"Mm...kalian lama sekali, aku hampir keriput menunggu kalian di sini." Du Ze
"Oh!, Haha... Maaf, lagipula kami tidak tahu kau menunggu kami." Nie Li
"Mm...makin hari kau terlihat semakin tinggi Du Ze. Apa kau memakan sesuatu sehingga pertumbuhanmu begitu cepat." Lu Piao
"Ah! Benarkah. Itu, sepertinya setiap kali aku menerobos tubuh fisik ku juga ikut berkembang." Du Ze
"Hm...lalu bagaimana dengan kultivasimu?" Tanya Nie Li
"Hah... Beberapa minggu lalu aku telah mencapai ranah heavenly fate takdir jiwa ketiga dan setelah menyerap batu roh, takdir jiwa ku meningkat satu. Jadi sekarang aku berada di ranah heavenly fate takdir jiwa ke empat." Du Ze sedikit berbohong karena ini belum waktunya untu mengungkapkan semuanya.
"Wah!... Perkembanganmu cepat sekali!. Apa kamu mengganti tehnik kultivasi mu?" Seru Nie Li dengan meriah.
"Haha, tidak. Ini semua berkat mu, tehnik yang kau berikan benar2 sangat kuat. Mengenai tiga lembar terakhir, aku sudah mempelajarinya dan mengembangkannya sendiri." Du Ze
"Hm...pantas saja perkembanganmu sangat cepat. Bahkan aku tak bisa mengembangkan tiga lembar terakhir tehnik monster petir. Kau memang hebat!" Nie Li
"Huh... Jangan khawatir, tak lama lagi tuan ini akan mengejarmu Du Ze, banggalah untuk sementara waktu. Haha..." Lu Piao
"Haha, baiklah. Ayo, kita akan pergi melapor." Du Ze
Mereka bertiga kemudian pergi, sedangkan Xiao Yu yang baru keluar kamarnya dan hendak menyapa namun malah di abaikan dan ditinggalkan. Dia sedikit kesal dan segera berbalik masuk lagi.
....
"Mmm...kita sudah berjalan cukup lama.." keluh Du Ze
"Ya benar, menurut petanya lewat jalan depan maka kita akan sampai ke tempat melapor. Yang mana bagian depannya??" Lu Piao berjalan sambil melihat peta.
"Tenang saja. Ikuti aku, cepat." Nie Li
"Hmm..." Du Ze dan Lu Piao
....
Tak lama kemudian....
"Berhenti!!" Kata seorang penjaga saat kami sampai di depan gerbang.
"Tunjukkan tanda identitas kalian!" Penjaga
"Oh! Tanda identitas? Xiao Yu memberikan pada kita kemarin." Nie Li dan Lu Piao kemudian mengeluarkan sebuah plat perak.
'Waduh, aku gak punya lagi. Kenapa si Xiao Yu itu tidak memberikannya pada ku juga.' Du Ze kemudian diam2 mengamati plat yang di pegang Nie Li dan Lu Piao dan itu terlihat sama.
'hehe, tenang. Ini sangat mudah." Du Ze kemudin memegang sedikit plat milik Lu Piao dengan kecepatan kilat.
Tak lama kemudian muncul plat yang sama di tangan Du Ze. Tiga orang di depannya bahkan tidak menyadari nya. Du Ze kemudian menyerahkan pelat bersama2 dengan Nie Li dan Lu Piao. Sedangkan tiba2 penjaga itu membungkuk dan mempersilahkan kami masuk.
Kami kemudian memasuki gerbang dan bisa di lihat ada banyak sekali orang. Saat Du Ze, Nie Li dan Lu Piao masuk orang2 itu kemudian menoleh ke arah mereka bertiga. Tetapi mereka mengabaikannya.
....
"Hmm... Bukankah dia anak buah Hua Ling waktu itu." Bisik Du Ze pada Lu Piao dan Nie Li
"Ya, dia juga punya akar roh surga." Nie Li
Mereka bertiga kemudian berjalan melewati kerumunan. Namun tiba2 datang seorang pemuda.
"Hei, darimana asal kalian?" Pemuda
"Dunia kecil, ada apa?" Nie Li
"Ah! Jadi kalian jenius dari dunia kecil itu. Yang satu punya akar roh surga tingkat sembilan, yang satunya punya akar roh surga tingkat delapan dan yang satunya lagi punya akar roh surga tingkat lima." Dia berhenti sejenak
"Perkenalkan namaku Jin Yan, anggota klan Jin dari sekte bulu ilahi. Keluarga kami sangat menghormati seorang jenius, jadi jika kalian punya waktu luang, kita bisa mengobrol." Kata Jin Yan panjang lebar.
"Nanti saja" kata Nie Li yang acuh tak acuh yang membuat Jin Yan sedikit kesal. Mereka kemudian melanjutkan berjalan.
"Hei Nie Li, kita pergi begitu saja. Bukankah itu akan membuatnya tersinggung, mereka mungkin akan memanfaatkan ini untuk mencari masalah. Bukankah itu buruk? Kita bahkan tak punya pelindung sekarang." Lu Piao
"Jangan khawatir selama kita masih berada di dalam sekte bulu ilahi, kita akan aman. Terlebih lagi kita tidak tergabung dalam faksi manapun." Nie Li kemudian menjelaskan semua yang dia tahu pada Lu Piao dan Du Ze sambil melanjutkan untuk berjalan.
....
Beberapa waktu kemudian datanglah seorang peria paruh baya memasuki gerbang institut.
"Halo semuanya, aku guru kalian, yang mulia Red Soul" kata peria paruh baya atau lebih di kenal yang mulia Red Soul.
"Sekarang aku akan mengajari kalian cara berlatih. Ikuti aku ke ruang latihan." Guru Red Soul
Semua orang yang ada di sekitaran institut kemudian mengikutinya menuju ruang latihan...
....
....
....