"Tasya," panggil Lionel dengan lembut.
"Iya," sahut Tasya namun terus menundukkan kepalanya sembari terus menatap box itu.
"Tasya kenapa?" tanya Lionel.
"Tak apa-apa," jawab Tasya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, sementara raut mukanya masih saja masam terlebih Tasya tak mau menatap Lionel.
"Tasya mau kue yang lain, bukan yang ini?" tanya Lionel sembari menegrutkan keningnya.
Tasya diam sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Terus kenapa?" tanya Lionel kembali.
"Tasya ingat Mama," jawab Tasya dengan kedua mata yang mulai berkaca-kaca.
Leher Lionel rasanya seperti di tombak, ia terkejut sekaligus sedih mendengar jawaban bocah kecil itu.
"Ya Tuhan bocah ini buat aku sedih saja," ucap Lionel dalam hatinya.
"Sepertinya gara-gara dia lihat kue macaron dia jadi keringat Mamanya, makanya dia murung sedari lihat kue itu," ucap Lionel kembali dalam hatinya.
"Tasya," panggil Lionel dengan lembut.