Kapitel 42: Tangis Histeris Tasya Mengejar Ambulans Papa Mamanya

"Pak, tapi saya ini kan," ucap Ayumi hendak protes, namun tiba-tiba Lionel menyahut ucapan Ayumi dengan cepat seakan tahu apa yang akan di ucapan bodyguardnya itu.

"Bodyguard, iya kau ini bodygurad aku tahu. Tapi dari pada cuma berdiri tak ada gunanya mending bantu aku," sahut Lionel.

Ayumi mulai menghembuskan nafas beratnya, ia hanya bisa terdiam dan melaksanakan perintah bos nya ini.

"Akhirnya bisa santai," ucap Lionel dalam hatinya.

"Bisa kan?" tanya Lionel sembari menatao Ayumi.

"Bisa pak," jawab Ayumi dengan kedua mata yang masih terpaku pada layar laptop.

"Ya sudah," sahut Lionel, kini ia mulai mengeluarkan ponselnya.

"Nanti habis itu nyambung ke semua dokumen sebelah kanan mu, kalau sudah beri tahu aku," ujar Lionel.

Ayumi terdiam sejenak sembari melirik ke arah tumpukan dokumen yang ada di sebelah kanannya.

"Astaga banyak sekali," ucap Ayumi dalam hatinya.

Beberapa lama kemudian, jam menunjukkan pukul 09.30.