"Kalau saja aku tak sedang butuh uang buat operasi ibu ku, sudah ku bunuh orang ini," ucap Ayumi dalam hatinya, ia geram sekali mendengar ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut Lionel.
Beberapa menit kemudian mereka tiba di cafe, dengan perlahan Ayumi mulai menghentikan mobil.
"Jangan keluar, aku malu punya bodyguard seorang wanita," ucap Lionel dengan nada kesal, kini ia mulai keluar dari mobilnya.
"Sialan, kau pikir aku tak malu punya bos tak punya etika seperti mu," sahut Ayumi dengan keras saat Lionel sudah menutup pintu mobil itu.
Sementara itu Lionel yang berada di dalam cafe langsung menuju ke meja rekan bisnisnya itu.
"Sudah lama menunggu?" tanya Lionel sembari menjabat tangan Dion.
"Tak," jawab Dion tersenyum ke arah Lionel sembari menjabat tangan rekan nya itu.
Lionel mulai duduk di hadapannya, sementara Dion mulai mengeriyitkan keningnya melihat muka Lionel banyak luka.
"Itu kenapa?" tanya Dion sembari menunjuk muka Lionel.
"Ah biasa," jawab Lionel dengan santai.
"Kau memang tak ada kapoknya," ucap Dion sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
Lionel mulai menarik nafasnya sembari tersenyum.
"Bukan semata-mata karena kelicikan ku saja Dion, tapi juga memang kualitas yang membawa aku terus bertahan di dunia ini," ujar Lionel dengan terus tenang.
"Iya kalau soal itu memang sudah tak di ragukan lagi, pemikiran mu memang hebat. Akan tetapi bukannya tanpa berbuat licik kau tetap bisa sukses seperti ini?" tanya Dion sembari terus menatap Lionel.
Lionel malah tersenyum-senyum.
"Bisa iya memang bisa, tapi jalan nya lebih terjal lagi," jawab Lionel.
"Ah sudah jangan bahas itu, kan kita bertemu mau bahas projek baru kita," ucap Lionel mulai mengalihkan pembicaraan.
"Gimana gimana?" tanya Lionel sembari menata duduknya.
"Seperti yang aku katakan kemarin, lokasi paling strategis ya yang di lintasi MRT," jawab Dion sembari menatap Lionel.
"Bagus memang ide mu, cuma tanah di sana sangat mahal sementara selain di sana aku yakin prospek nya juga bagus," ucap Lionel.
Baru Dion akan berucap tiba-tiba ada sesosok wanita cantik bertubuh langsing dan tinggi tengah mengintai mereka berdua.
"Lio," panggil Dion sembari terus memperhatikan wanita di ujung sana.
"Iya," sahut Lionel mulai kebingungan.
"Aku merasa wanita itu terus mengintai kita," ucap Dion sembari memberi kode pada Lionel dengan sorot matanya.
Lionel langsung menoleh ke belakang, ia mulai melirik kesana kemari dan tertuju pada Ayumi yang tiba-tiba menutupi mukanya dengan buku menu.
"Sial, itu kenapa si cumi masuk ke sini sih. Bukannya aku sudah larang dia," ucap Lionel dalam hatinya dengan nada kesal.
"Awas saja ya, habis ini aku benar-benar pecat diri mu," ucap Lionel dalam hatinya kembali, ia sangat geram dengan bodyguard barunya itu yang malah menentang larangannya.
Lionel kembali menatap Dion.
"Ah perasaan mu saja, tak ada yang mencurigakan," ucap Lionel dengan santainya.
"Mungkin dia terpesona dengan ketampanan ku, makanya terus memandangi ku," ucap Lionel sembari tersenyum-senyum.
Seketika raut muka Dion berubah menjadi masam.
"Dih," ucap Dion dengan nada meledek.
*****
Pertemuan Lionel dengan Dion sudah selesai, kini Lionel mulai melangkahkan kakinya keluar dari cafe itu sontak Ayumi berlari sembari terus sembunyi dari Lionel menuju ke parkiran.
"Aduh, aku tak punya nomor telefonnya. Masa aku harus jalan ke parkiran," ucap Lionel liirh, kesal.
Lionel kini mulai melangkahkan kakinya dengan berat menuju ke tempat parkir, terlihat Ayumi sudah berada di dalam mobil sembari memainkan ponselnya.
"Kambing itu bodyguard," ucap Lionel dengan nada kesal.
"Sudah tahu bos nya keluar dari cafe, malah asik main ponsel," gerutu Lionel kembali.
Lionel mulai mendekati mobilnya, setibanya di samping mobil mewahnya itu dengan cepat ia mengertuk jendela kaca dengan cukup keras.
"Tok tok tok," suara ketukan.
"Pak Lio," ucap Ayumi terkejut, dengan cepat ia mulai membuka pintu itu.
"Lama sekali bukanya," gerutu Lionel kini mulai masuk ke dalam mobil, ia memilih duduk di belakang seperti tadi saat ia berangkat.
"Ini kita ke mana pak?" tanya Ayumi dengan sangat lembut.
"Ke rumah," jawab Lionel dengn nada kesal.
"Baik," sahut Ayumi tetap sabar.
Kini Ayumi mulai melajukan mobil dengan kecepatan rendah keluar dari tempat parkir mobil itu.
"Cumi," panggil Lionel ketus.
"Ya pak," sahut Ayumi dengan cepat, sebenarnya ia risih sekali mendengar dirinya di panggil cumi oleh bos barunya itu.
Lionel terus memandangi Ayumi dari belakang.
"Kenapa kau masuk ke dalam cafe tadi?" tanya Lionel dengan nada kesal.
Sontak kedua mata Ayumi mulai membesar, ia tak menyangka bahwa Lionel akan mengetahui keberadaannya tadi.
"Aduh, jadi pak Lio tadi benar-benar lihat aku," ucap Ayumi dalam hatinya mulai bertanya-tanya.
"Cumi, kau tak dengar aku tanya?" tanya Lionel makin kesal.
"Dengar dengar pak," jawab Ayumi dengan cepat.
"Em saya tadi pesan kopi pak," ucap Ayumi agak gugup.
Lionel hanya terdiam sembari mengerutkan keningnya.
"Saya tadi di mobil mengantuk sekali jadi terpaksa saya harus keluar cari kopi," ucap Ayumi kembali.
"Alasan," gumam Lionel lirih sembari melelirik ke jendela samping nya.
Gumaman Lionel itu membuat Ayumi makin ciut, ia merasa bahwa Lionel tak percaya dengan jawabannya.
"Aduh, dia belum percaya juga," gumam Ayumi dalam hatinya dengan sesekali melirik Lionel dadi spion kecil yang ada di hadapannya.
"Sorot matanya seperti elang, menakutkan," gumam Ayumi kembali dalam hatinya.
Beberapa lama kemudian mereka tiba di rumah, Ayumi mulai menghentikan laju mobil dengan perlahan. Ayumi yang tengah melepas sit bell nya kini harus terhenti, saat Lionel berbica dengannya cukup serius.
"Cumi, hari ini hari pertama dan terakhir mu kerja. Jadi setelah ini kau pergi dari sini dan jangan kembali lagi, aku tak bisa mempekerjakan orang yang tak patuh seperti mu," ucap Lionel dengan jelas dan tegas, beberapa detik kemudian ia keluar dari mobil.
"Pak tapi," ucap Ayumi terkejut dengan ucapan Lionel.
Lionel yang sudah berada di luar, kini dengan cepat masuk ke dalam rumah. Sementara itu Ayumi tengah berlari mengejarnya, seraya memohon maaf atas apa yang ia lakukaan barusan.
"Pak saya mohon maaf pak, saya mohon jangan berhentikan saya," ucap Ayumi sembari terus berjalan beriringan dengan Lionel.
Namun Lionel hanya terdiam, sembari terus melangkahkan kakinya.
"Pak saya mohon, saya butuh sekali pekerjaan ini," ucap Ayumi terus memohon pada Lionel untuk memaafkan dirinya, namun agaknya Tuhan berpihak pada Ayumi. Mama Farah melihat Ayumi tengah memohon, Kini mulai mendekati mereka.
"Hey ada apa ini?" tanya Mama farah sembari mengerutkan keningnya, menghampiri putra semata wayangnya dan juga bodyguardnya.