"Ke rumah aku." Putusnya sepihak. "Aku mau bicara sama kamu. Biar lebih tenang suasananya." Dia tahu bahwa Jessy sekarang sedang membutuhkan penjelasan, dari kemarin sebenarnya.
Namun, selalu begitu, Kaivan tidak akan pernah mengejar Jessy di chat atau di telepon, dia akan menjelaskan duduk permasalahan ketika mereka sudah benar-benar bertemu.
"Aku tunggu di sini aja." Langkah Jessy terhenti di selasar BEM, ada banyak orang yang tengah duduk-duduk di lantai paketnya, tapi Jessy hanya berdiri.
"Oke. Tunggu ya." Kaivan bergerak cepat meninggalkannya, masuk ke ruang BEM dan menghilang setelah pintunya tertutup.
Jessy tengah berdiri ikut melihat ke arah panggung kecil di depan selasar yang tengah menampilkan musik akustik anak-anak Seni. Mereka tampak tulus menghibur meski tahu tidak akan menghasilkan apa-apa dari kegiatannya sekarang, mereka terlihat senang hanya ketika selasar penuh dengan mahasiswa yang bercengkrama dan suara mereka berada di antaranya.
"Hai, Jessy, ya?"