Padahal Shem sama sekali tidak menoleh ke arahnya tadi dan Jessie juga tidak menimbulkan suara sama sekali, dia hanya menguping dan mengintip sedikit saja.
"Maafkan aku, Shem. Aku hanya terlarut dalam kesetiaan dan keindahan percintaan kalian. Aku hanya terbawa suasana karena kehidupanku tidak se manis kehidupan kalian. Semua yang kurasakan adalah luka dan pahitnya hidup." Jessie membalas dan tidak bergerak sedikit pun setelah kehadirannya diketahui oleh Shem, rasa malu dan tak enak hati.
Shem keluar dari kamar dan menghampiri Jessie. Shem menarik gagang pintu kamarnya agar sedikit tertutup walau tidak menutupnya. Shem membawa Jessie ke ruang yang sedikit jauh dari kamar karena khawatir akan membangunkan Adaline. Jessie merasa degup jantungnya berdetak keras di saat tangan Shem menyentuhnya, menggandengnya dan menuntunnya pergi dari kamar itu.