Mata Mbok Markonah menyipit saat melihat selembar surat yang tergeletak di atas meja. Sontak dia menghampiri selembar kertas tersebut lalu mengambilnya. Pagi hari ini, Rengganis belum juga bangun dari tidurnya. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Tak biasanya Rengganis bangun terlalu siang.
Mbok Markonah tidak akan sekhawatir ini jika saja kemarin Rengganis tidak pulang dalam keadaan yang memprihatinkan. Beruntung ada Damian yang selalu ada untuk membantunya menjaga dan melindungi Rengganis. Ditambah lagi, pesanan kue yang semakin hari semakin bertambah banyak membuat Rengganis abai akan kesehatannya.
Karena penasaran dengan isi suratnya, Mbok Markonah memilih membacanya lebih dulu sebelum dia berikan pada Rengganis. Namun, anehnya di dalam surat tersebut seolah ditujukan untuk dirinya. Hal itu tentu saja membuat Mbok Markonah menyernyit tak habis pikir.