Xabiru sekali lagi tertawa. Pukulan Gadis tidak menyakitinya sama sekali. Dia justru senang sepertinya Gadis sudah benar-benar tenang, syok yang dialaminya terlihat sudah berlalu. Xabiru pikir Gadis sudah cukup kuat untuk sedikit berjalan hingga ke mobil tanpa dia dampingi.
"Sayang, jadi kau pulang sendiri dulu, oke?" ujar Xabiru lagi, seperti sedang membujuk anak kecil untuk tetap pergi sekolah meskipun si bocah masih ingin terlelap tidur.
Gadis menghela napas panjang, mengerti Xabiru harus melakukan apa yang akan dilakukannya pada Dara. Dia bisa memberikan beberapa pilihan yang sempat dipikirkannya tadi pada Xabiru. Tapi Gadis yakin, Xabiru sudah punya strategi tersendiri untuk menghentikan ulah Dara yang semakin lama semakin memuakkan itu.