Kapitel 185: jodoh dadakan

Tingnong ting nong. Jingga memencet bel rumah itu.

"Aku harap Robi mau mengajak aku masuk, aku juga harus tau bagaimana rasanya tinggal di rumah ini, kan nanti juga aku akan tinggal di sini, jadi harus tau dulu Bagaimana situasi rumah ini, aku lihat rumah ini bagus juga, bahkan luas juga, kayanya pas buat kami bertiga." Jingga melihat ke sekeliling.

Dan akhirnya pintu rumah itu terbuka.

Dan yang membuka pintu itu, ternyata pelayan di sana.

Pelayan itu yang melihat kedatangan Jingga kembali, tentu langsung membulatkan matanya.

"Astaga, kenapa kamu datang lagi, apakah kamu punya muka, kenapa malah datang lagi, bukanya sudah di usir?' Pelayan itu berjaga-jaga di depan pintu.

Jingga menatap Pelayan itu dengan tetapan tajam.

"Kamu itu kurang ajar ya, kamu tau tidak kalo saya ini nanti bakalan jadi nyonya di sini, kamu itu tau gak, kamu jangan sembarangan ya, nanti kalo saya pecat kamu nanti menyesal!" Jingga melibatkan tangannya di depan dada.