App herunterladen
1.49% Jodoh Dadakan / Chapter 4: hadiah

Kapitel 4: hadiah

Alex berjalan memasuki gedung itu sendirian, sedangkan Karin dirinya di tinggalkan di dalam mobil.

"Ko Karin di tinggalin sih, Kalo Karin ada yang ngulik bagai mana coba?" Karin melihat ke sekeliling

Beberapa saat kemudian Alex keluar dari gedung itu dan membawa sebuah hand bag.

"Ini untukmu," Sambil memberikan hand bagnya itu.

"Untuk Karin? Ini apa pak?"

"Itu hp buat kamu, Biar saya bisa lebih gampang buat hubungin kamu."

"Tak perlu repot-repot Pak, nanti kalo Karin sudah gajihan Karin akan beli sendiri ko Pak," Karin menyerahkan hand bag tersebut kehadapan alex

"Tida ada penolakan Karin, Cepat ambil!"

"Baik lah, tapi nanti sama Karin di gantiin iya Pak, Karin tak mau jika harus punya hutang sama Bapak,"

"Iya-iya, kamu itu cerewet banget sih, dan inget satu lagi jangan panggil saya Bapak jika hanya berdua ngerti!"

"Iya, Karin mengerti Lex maaf kan Karin iya,"

"Kamu ini kebanyakan minta maafnya, Sudah lebih baik saya antar kan kamu pulang!"

"Jangan lupa ke kantor dulu Lex, soalnya takut ka Maya nungguin,"

"Astaga iya-iya kamu ini, saya juga tidak lupa,"

Alex mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

."Sudah turun sana, dan ingat besok kamu sudah mulai kerja sebagai sekertaris saya!''

"Baik Lex makasih iya,"Karin ingin membuka sabuk pengamannya tapi malah ke susahan

"Kenapa ko lama sekali sih kamu ini, saya ini masih ada keperluan?"

"Em ini Alex, Karin tak bisa membuka sabuk pengamannya," ucap nya malu

Alex perlahan lahan mendekati Karin dan Karin pun sedikit demi sedikit memundurkan tubuhnya.

"Sudah, begini saja kamu tak bisa, apa sih yang kamu bisa selain cerewet?"

"Banyak Lex, Karin bisa masak bisa nyuci dan,,," sebelum meneruskan ucapan nya Karin malah di bungkam oleh tangan Alex

"Ahh kamu ini Karin, sudah sana kamu turun!"

Karin pun bergegas dengan tergesa turun dari mobil Alex.

saat sedang memperhatikan mobil Alex yang melesat menjauh Karin di kagetkan dengan teriakan Maya.

"Karin, iya ampun Karin, kamu ini dari mana saja sih Rin, kamu tau tak kalo saya sedari tadi nyariin kamu, dan pas saya tanya ke satpam katanya kamu itu di bawa sama pak bos," Maya berbicara panjang lebar, sebabkan Karin, ia hanya cengengesan

"Duh ka, satu satu kenapa kalo ngomong, Karin kan jadinya pusing tau, Pertama maafin Karin iya karena Karin Kaka jadinya pusing nyariin Karin dan yang kedua tadi Karin memang di bawa sama Pak bos dan yang ke tiga kata Pak bos, Karin mulai besok sudah bukan kerja sebagai Office girl tapi sebagai sekertaris nya." Karin menjelaskan semuanya

"Hah, ko bisa sih Rin, wah-wah kamu sudah di apa in aja sama Pak bos, ko Pak bos bisa bisanya milih kamu jadi sekretaris nya?" Maya menatap Karin penuh selidik

"Dih, Kaka ko Kaka ngomongnya gitu, Karin tuh gak di apa-apain sama Pak bos tau."

"Oh iya udah lah jangan di bahas lagi, yang terpenting kamu jangan suka ngilang-ngilang lagi iya!"

"Iya, ka Karin janji iya,"

di rumah Alex

"Pah, pokonya mamah tak mau tau ya mamah gak mau kalo Alex menjalin hubungan dengan perempuan itu!"

"Mamah kita tuh gak perlu untuk mengurusi soal perasaan Alex, Biarkan ia memilih pilihannya sendiri mah,"

" Tapi pah, Wanita itu wanita yang tidak benar, Wanita itu cuma mau nguras harta kita aja pah, papah harus percaya sama mamah?"

"Kita kan belum tau mah kedepannya, jadi jangan suka menebak-nebak kaya gitu deh mah!"

"Ah, papah ini susah banget dih di kasih taunya," mamah merajuk.

di club ternama

Tasya sedang bersenang senang ria dengan teman-temannya bahkan mereka sudah menghabiskan ber botol botol minuman.

"Sialan, aku tak akan pernah mau menyerah buat mendapatkan Alex lagi!" sambil meminum minumannya

"Kamu tenang aja tas, kami yakin ko kamu bisa mendapatkan Alex lagi, lagian siapa sih yang tidak tergoda sama seorang Tasya?" Ujar temannya

"Iya benar, jika perlu kita kasih pelejaran buat wanita itu!"

"kalian benar, kita harus kasih pelajaran buat wanita cupu itu!"

mereka sedang asik meminum minumannya dengan di iringi oleh suara musik yang kencang.

"Hay, boleh kami bergabung?" Ujar seorang oemuda

Tasya dan dua temannya melirik orang yang baru saja berbicara.

"Boleh, silahkan saja," ucap Tasya

ketiga pemuda itu mendekati Tasya dan temannya.

Awalnya mereka cuman berbincang biasa saja, Sampai-sampai satu persatu teman mereka pergi dengan pasangan nya masing-masing dan tinggal ada Tasya dan satu orang lelaki.

"Bagaimana, mau menyusul mereka atau tidak?"

"Ok lah, kalo kamu berani," ucap Tasya dan lelaki itu pun tersenyum misterius

Tasya dan Bram pergi ke salah satu hotel yang berada di dekat club tersebut.

Mereka memesan kamar dengan nuansa romantis bak sepasang suami istri.

Di tempat Alex

"kamu kenapa Lex, ko mukamu masam begitu?"

"Saya tak tau harus bicara apa, Tapi yang saya rasakan ini benar-benar begitu mengganggu pikiran saya Justin,"

"Kenapa? Ayo lah ceritakan saja kepada saya, saya itu sahabat kamu!"

"Entah ini salah atau tidak, tapi aku sudah membawa seseorang dalam masalah aku dan Tasya,"

"maksudnya bagai mana Lex?"

"Iya dengan asalnya saya menarik wanita yang tak tau apa apa tentang saya dan Tasya agar mau menjadi kambing hitam"

"Gimana gimana, coba jelaskan dengan diteliti Lex, ucap Justin penasaran"

"Kemarin ketika saya sedang bertengkar dengan Tasya ada seorang karyawan baru saya yang lewat dan dengan semena kena Aya malah menitik nya dan memeluknya di depan Tasya dan bilang jika wanita itu adalah calon istri saya"

"Wah kalo gitu sih kamu gila Lex, Terus bagai mana dengan wanita itu?"

"Iya tak gimana gimana, awalnya iya sedikit kaget dengan apa yang terjadi, Tapi setelah saya paksa dan jelaskan ia akhirnya mau menjadi calon istri bohongan saya,"

"Gila, kamu Lex, nanti kalo Tasya berbuat yang tidak tidak terhadap wanita itu bagai mana Lex, kamu kan tau sendiri bagai mana sifat Tasya?"

"Nah itu yang sedang saya pikirkan Justin, Saya takut jika nanti Tasya berbuat yang tidak tidak terhadap Karin, saya lihat Karin adalah wanita yang polos dan lugu!"

"Oh, namanya Karin, orangnya bagaimana Lex cantik tak? Kalo cantik kamu bisa kasih ke aku iya?"

"Kamu ini, baru mendengar kata wanita saja, Sudah langsung nyosor, Yang ini tak bisa aku kasih ke kamu!"

"Loh kenapa, bukan biasanya jika kamu sudah tak mau pada wanita itu kamu kasih ke aku?"

"Iya itu dulu, Yang ini jangan, kasihan dia!"

"Ko kasihan sih Lex, atau jangan-jangan kamu sudah memiliki rasa ya terhadap Karin?"

Alex merenungi ucapan Justin, apa benar kata Justin jika Alex sudah ada rasa sama Karin.


Kapitel 5: hari pertama menjadi sekertaris

"Selamat pagi semuanya, Perkenalkan nama saya Karin, semoga kita bisa jadi teman iya!" ucap Karin polos.

"Eh, lihat tuh orang, bukannya dia itu ofifice girl iya, ko bisa ada di ruangan ini sih, terus kenapa pakaiannya beda?" ucap karyawan di sana.

"Iya ih, mau ngapain itu si cupu di sini?" salah satu karyawan wanita menghampiri karin

"Eh cupu, kamu mau ngapain di sini? Harusnya tuh kamu di wastafel sanah,"

"Em, Karin di sini kan kerja, Karin mau ke ruangan pak Alex dulu iya ka, permisi!"

"Ets, mau kemana? Katanya tadi mau jadi teman kita, Ko malah kabur?"

"Karin, Karin harus ke ruangan pak CEO dulu ka, nanati kalo Karin telat Karin bisa di marahin,"Karin berucap dengan sopan.

"Sudah buat apa kamu ke ruangan CEO, kamu itu ofifice girl ngapain di sini,"

"Karin itu sekarang sudah menjadi sekertaris pak Alex tau." ucap Karin polos.

"Hahahaha, kalian dengarkan apa yang si cupu ini bilang, kalo dia adalah sekertaris pak Alex?" yang lainnya pun sama, melihat Karin dengan tatapan mengejek.

Tiba-tiba Alex datang dari luar dengan gagahnya.

"Ada apa ini, kenapa pagi-pagi sudah ribut?"

"Em ini pak, office girl ini mengaku sebagai sekertaris Bapak!"

"Memangnya kalo benar kenapa?" tanya Alex dengan suara datar

"Tidak apa-apa Pak, permisi Pak kami kembali kerja lagi!" Ujar sang kariawan tersebut sambil memandang sinis ke arha Karin

"Iya, memang itu yang seharusnya kalian lakukan, Bukan malah ngurusin hidup orang lain, kalian mengerti?"

"mengerti Pak," semuanya serempak menjawab

"Karin, ikut saya!" ucapnya datar

"Kemana pak?"

"Keruangan saya, sudah jangan banyak tanya!"

saat sudah Sampai di dalam ruangan

"Duh Pak, ko ruangannya dingin sekali iya, Karin kan jadi gak enak badannya?" sambil menggosok gosokan tangannya.

"Mungkin ACnya rusak, nanti saya akan panggil orang buat membetulkannya," Alex berjalan ke arah Karin dan tiba-tiba Alex memberikan selimut yang entah dari mana Alex dapatkan.

"Loh bapak dapat dari mana selimut ini?"

"Dari tong sampah, udah pake aja jangan banyak tanya, masih pagi ko kamu sudah cerewet?"

"Dih gitu aja ngambek, Bapak juga kalo pagi-pagi jangan suka marah-marah tau," sambil memonyongkan bibirnya

"Jangan di monyong-monyongin bibirnya, nanti jatuh lagi!"

"Dih apaan sih Lex,"

"Nah tumben inget," sindir Alex.

Alex duduk di singgasananya dan sedangkan Karin ia malah masih saja berdiri.

"Kenapa masih berdiri?"

"Oh, terus Karin harus ngapain pak?"

"Iya ampun, udah kamu duduk aja, nanti kalo saya ada perlu saya baru tugaskan kamu!"

"Oh ok," Karin berjalan ke arah sofa yang ada di pojok ruangan

Sebenarnya Karin sudah merasa bosan, sedari tadi dirinya hanya duduk dan memperhatikan Alex yang sedang sibuk dengan berkasnya.

"Kamu kenapa sih ko kaya orang yang lagi ambeien?" ucap Alex tanpa melihat Karin.

"Enak aja, masa Karin di katain ambeien, Karin itu bosen tau, emang kalo sekertaris itu kerjaannya gini iya Lex?"

"Sebenarnya kamu itu di tugaskan bukan buat jadi sekertaris aku!"

"Terus buat apa dong, kalo gini kan Karin lebih baik ke lantai bawah bantuin ka Maya bersih bersih,"

"Eh enak aja, gak boleh, kamu gak boleh ke lantai bawah, kamu itu di tugaskan menjadi asisten peribadi saya, jadi tugas kamu cuman menemani saya kemana pun!"

"Ah gak mau lah kalo kaya gitu mah, Karin kan di sini mau kerja, bukannya santai santai,"

"Iya, ini juga kamu lagi kerja Rin, udah lah kamu diam saja saya lagi banyak kerjaan nih, kalo kamu bosen di sana kan ada banyak buku, kamu tinggal baca-baca saja dan kamu juga sekarang sudah punya hp, tinggal mainin aja sih apa susahnya?"

"Iya-iya, Tuan alex, kalo udah sekalinya ngomong aja udah kaya kereta api nyerocos aja," dumel Karin yang masih di dengar oleh Alex, Alex yang mendengar itu entah kenapa malah tersenyum.

sudah beberapa buku yang di baca Karin, tapi tetap saja rasa bosannya tidak terobati, tiba-tiba ia teringat dengan hp barunya.

Karin perlahan lahan mengeluarkan hpnya dari saku bajunya dan membuka kunci layar hpnya.

ckrek ckrek suara kamera hp Karin, Alex pun penasaran apa yang Karin lakukan dan ternyata Karin sedang memainkan hpnya seperti orang lagi ber poto Selfi.

diam-diam Alex melirik dan tersenyum melihat tingkah Karin yang lucu.

saat sedang asik memperhatikan Karin tiba-tiba Karin melihat ke arahnya dan tentunya itu membuat Alex kelabakan. Dan Alex pura-pura tidak melihatnya, Karin berjalan mendekati Alex.

"Pak, eh maksudnya Lex?"

"hmm ada apa?"

"Emm boleh gak kalo Karin minta Poto sama Alex?"

"Buat apa?" tanyanya datar.

"Buat kenang kenangan aja, emang gak boleh iya? Ya sudah kalo tak boleh,"

Saat Karin akan berbalik badan malah ponselnya Karin di ambil oleh Alex.

"Eh, eh mau ngapain Lex?"

"Katanya mau Poto, ayo buruan, sebentar lagi jam makan siang!"

"Eh iya-iya ayo, nanti Karin benerin rambut Karin dulu,"

"Sudah cepetan!" Alex menarik Karin dan ckrek ckrek, banyak Potonya sudah di ambil olehnya

"Dih ini mah kebanyakan kali potonya," gerutu Karin.

"Biarin emangnya kenapa, sudah lah mari kita keluar, sekarang sudah waktunya makan siang,"

"Udah jam makan siang iya, Iya sudah Karin aku ke tempat ka Maya dulu lah, kan ini udah istirahat jadi Karin bebas mau kemana aja," sambil mengambil tasnya.

"Ets, mau kemana kamu?" Sabil menarik ujung rambut Karin.

"Ih Alex lepasin tau, sakit ih nanti kalo rambut Karin rusak gimana coba?"

"Iya-iya maaf, kamu mau kemana?"

"Mau ke tempat ka Maya, mau makan bareng sama ka Maya!"

"Tak bisa, enak aja, Tadi kan saya sudah bilang kalo tugas kamu adalah mengikuti kemana pun saya pergi ngerti kamu?"

Dengan menghembuskan kasar napasnya iya pun mengangguk.

saat keluar dari ruangan Alex, mata semua orang tertuju kepada Karin yang berada di belakang tubuh Alex yang kekar.

"Tuh lihat tuh si cupu, enak amat iya baru juga masuk udah jadi sekertaris CEO," ucap salah satu karyawan.

"Iya, awas aja nanti anak aku kasih pelajaran dia!"

Di lobi.

"Pak, kita mau makan di mana sih, Karin udah lapar tau?"

"Sabar sebentar, saya sedang menunggu teman dulu!"

"cek. Karin berdecak, huh mana cacing cacing di perut udah goyang lagi," ucapnya pelan sambil memainkan kaki nya

"Hai, Bro udah lama nunggunya?"

"Belum, ini saya baru turun dari atas,"

"Oh, iya sudah mari kita berangkat, oh iya dan ini siapa?"

"Ini yang kemarin saya ceritakan,"

"Eembbh,"Justin menahan ketawa

"Kaka kenapa, kalo mau ketawa iya tinggal ketawa aja, gak usah di tahan-tahan gak baik tau," ucap Karin

Justin malah melorotkan matanya, karena iya tak menyangka jika Karin bisa sepolos itu.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C4
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank 200+ Macht-Rangliste
    Stone 0 Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen

    tip Kommentar absatzweise anzeigen

    Die Absatzkommentarfunktion ist jetzt im Web! Bewegen Sie den Mauszeiger über einen beliebigen Absatz und klicken Sie auf das Symbol, um Ihren Kommentar hinzuzufügen.

    Außerdem können Sie es jederzeit in den Einstellungen aus- und einschalten.

    ICH HAB ES