Namun segera, semua pikirannya dengan cepat jatuh pada istrinya, Indah Pratama.
Dia mengenakan sepasang piyama hitam dengan garter, dan bagian bawahnya sangat rendah. Kakinya yang panjang setengah meringkuk saat dia bersandar di tempat tidur, membaca buku. Kakinya saja membuat Arya tidak bisa mengalihkan pandangannya. Bagaimana dia bisa punya waktu untuk memikirkan Putri?
"Istriku, kamu sedang membaca? Apa kamu tidak lelah? Ayo, biarkan aku memijatmu." Arya segera berjalan mendekat, dengan lembut menyandarkan tangan di kakinya.
'Gedebuk!'
Indah meletakkan kaki di atas Arya dan berkata, "Dimana papan cucinya?"
Arya meraih pergelangan kakinya dan menjawab, "Di mana aku bisa menemukan papan cuci? Siapa yang masih menggunakannya saat ini? Oh, tapi aku punya beberapa pakaian untukmu. Lihat apakah kamu menyukainya."
"Pakaian? Hmph, apakah ini perasaan bersalahmu? Bicaralah, apa yang terjadi?"
Arya terkekeh, lalu duduk di tepi tempat tidur.