Kapitel 167: Kematianmu Part 2

"Ada apa Tante?" tanyaku.

"Dimas meninggal!"

DEG!!!

Apa? Dimas meninggal? Tidak… Tidak mungkin. Aku baru saja bertemu dengannya di depan rumahku. Aku baru saja memeluknya. Tak mungkin jika ia sudah meninggal. Ya Tuhan, apakah Ibunya Dimas ini seorang pelawak? Sungguh, ucapannya itu tak lucu sama sekali.

"Tante pasti bercanda kan? Gak mungkin Dimas meninggal, aku baru aja ketemu dia di depan rumah aku," ucapku yang sangat tak percaya dengan apa yang Ibu Dimas ucapkan. Ibu Dimas terlihat terkejut saat mendengar ucapanku. Tanpa berbicara lagi, ia menggenggam tanganku dan mengajakku untuk masuk ke ruang mayat. Ia menunjukkan seseorang yang tengah berbaring di ranjang dengan seluruh tubuhnya yang ditutupi kain putih. Terlihat jelas sebuah bercak darah menghiasi kain putih itu.