Kapitel 230: Selamat jalan Ibu 2

POV Anaya.

Langit yang biru kini berubah kelabu. Bunga yang mekar di taman seakan layu. Dan matahari yang hangat kini berganti tetesan air hujan yang dingin menusuk tulang.

Hidup ini penuh ujian, cobaan dan harapan. Ujian yang menjadikanmu manusia hebat, juga cobaan yang membuatmu lebih kuat serta harapan agar hidupmu lebih indah.

Kita tak pernah tahu, kapan salah satu dari mereka datang menghampiri. Atau bahkan mereka akan datang bersamaan. Semoga dengan ini, akan datang lebih banyak atau sejuta bahagia yang menggantikan luka. Seperti bunga layu yang kembali mekar di siram hujan.

Berita yang membuat lidahku kelu, juga membuatku meneteskan air mata. Rasanya sesak di dalam dada. Berpikir, mungkinkah ini tidak nyata? Mungkinkah aku salah dengar?

Nyatanya berita Ardhan yang dengan menangis memberitahukan kepergian Ibunya membuatku sesak dan tak bisa bernafas.

Ibu.

Beliau adalah Bos yang paling baik yang pernah aku punya sebelum aku tahu jika dirinya adalah Ibu dari Ardhan.