Zellio menatap tangan Kanova yang tengah menggenggam tangannya. Ia tertawa hambar dengan mata menyorot tajam pada Kanova.
Sedangkan Kanova terdiam mengingat pekikan Zellio yang cukup keras. Ia sangat merasa heran dan bingung dengan perubahan sikap Zellio yang cukup agresif dan tidak tertebak.
"Kenapa? Huh?" Tanya Zellio dengan smirk nya.
Kanova segera menghempas tangan Zellio ke depan. Ia mengusap wajah frustasi.
Ia kemudian menatap Zellio dengan tatapan marah, rahangnya mengeras. Tangannya mengepal membuat goretan tumbuh di bahu tangannya.
"Lo kenapa sih Yo sebenernya?" Tanya Kanova frustrasi seraya mengerutkan keningnya bertanya-tanya.
"Lo ga liat gue baik-baik aja apa Ka?!" Sentak Zellio seraya menunjukan keadaan tubuhnya yang terlihat sehat dan kekar.
Tapi, berbeda di dalamnya. Rasa sakit itu kian menjalar ke bagian lainnya. Perasaannya, kini benar-benar sakit. Untuk itu ia memutuskan pergi dari sana. Karena mau bagaimana pun, perasaannya kali ini sedang tidak baik-baik saja.
"Dan lo Ris! Lo mau jelasin apa lagi huh?! gue ga perlu penjelasan apapun dari lo!" Pekik nya lagi seraya berjalan menuju pintu kamar.
Sedangkan dari atas tempat tidur, Aris menatap Zellio geram.
"Gue tau kalo Kanova suka, sama Evelyn!" Teriak Aris membuat langkah Zellio seketika terhenti. Dadanya, kembali terasa sesak mendengar pernyataan yang baru saja Aris lontarkan. Tapi, dengan sekuat tenaga, ia berusaha untuk tetap terlihat tenang dan merasa baik-baik saja.
Kanova mendelik mendengar pernyataan itu. Ia menatap Aris dengan raut tak percaya dan sangat terkejut.
Kemudian netra nya kembali menatap Zellio yang tengah menoleh ke belakang dengan wajah merah menahan marah. Rahangnya yang tegas terlihat mengeras dengan tangan yang perlahan mengepal.
Zellio menghadap kedepan lagi, kemudian kembali melanjutkan langkahnya.
BRAK!!!!!
Benturan pintu yang cukup keras, terdengar nyaring dalam pendengaran mereka. Kanova, seketika menjadi gelisah. Wajahnya frustasi dengan raut penuh penyesalan.
Aris yang melihat kejadian barusan, ikut merasa bersalah.
"Ka, gue minta maaf sebelumnya. Tapi gue harus jujur, dan gue harus ngomong yang sebenernya ke Lio. Mau sampai kapan pun, dia juga bakalan tetep tau." Ujar Aris dengan nada lemah. Wajahnya menampilkan rasa bersalah yang teramat dalam pada Kanova yang sudah berlari menyusul Zellio ke bawah.
Pasalnya, ia sudah membuat kesepakatan bahwa dia tidak akan memberi tahu pada siapapun. Termasuk Zellio, sahabatnya sendiri.
Kejadian itu berawal dari sejak mereka berdua SMP. Tepatnya saat kelas 8 SMP. Kala itu, Evelyn hampir di perkosa oleh empat murid sekolahnya. Namun kedatangan Aris dan Kanova, membuat kejadian memalukan itu berhenti.
Tapi, setelah kejadian itu. Evelyn menjadi takut dan sangat trauma. Apalagi terhadap laki-laki. Dia menutup diri selama beberapa bulan. Membuat Kanova merasa sangat bersalah.
Meski itu bukan salahnya, tapi Kanova yang merupakan sahabat Evelyn, merasa gagal karena tidak bisa menjaga sahabat sekaligus cinta pertamanya.
Ia akhirnya memutuskan untuk meminta maaf pada Evelyn. Tapi, sayangnya Evelyn telah lebih dulu memiliki trauma yang mendalam. Jadi dia menjauh dan menutup diri, termasuk pada Aris dan Kanova.
Sejak saat itu pula, Kanova merasa sakit karena sikap Evelyn yang terus-menerus menjauh dari dirinya. Membuatnya kian merasa bersalah dan ia akhirnya memutuskan untuk pindah sekolah.
Lalu, setelah tiga tahun kemudian. Mereka bertiga, sahabat kecil itu dipertemukan kembali saat kelas 2 SMA.
Sedangkan di lantai bawah, Zellio bergerak dengan langkah lebar dan sangat tergesa-gesa. Di buka nya pintu rumah dengan kasar.
Seketika, Zellio terdiam melihat Evelyn yang sudah berdiri dibalik pintu.
Evelyn yang melihat itu sedikit terkejut. Dan dari balik pintu yang sudah terbuka, ia melihat pemuda yang berdiri di belakang sana.
"KANOVA!" Pekik Evelyn seraya tersenyum lebar ke arah Kanova.
Zellio perlahan melihat Kanova yang ternyata sudah berada tak jauh di belakangnya. Dia menatap tajam penuh amarah pada Kanova. Lalu, ia segera berjalan keluar.
"LIO!" Teriak Kanova seraya berlari menuju pintu. Dilihatnya Zellio yang sudah pergi mengendarai motornya.
Kanova seketika memukul pintu dengan raut setengah frustasi. Sedangkan Evelyn yang berdiri di sebelahnya hanya menatap bingung.
"Lo kenapa?" Tanya Evelyn khawatir.
Bukannya merespon pertanyaan Evelyn. Kanova malah berlari menuju kamar Aris, mengambil kunci motor, lalu segera menyusul Zellio.
Evelyn yang melihat kepergian Kanova hanya bisa terdiam dengan sedikit rasa kecewa. Ia pun masuk ke dalam rumah, dimana Aris tengah berjalan menuruni tangga. Sempat melihat Evelyn, Aris pun segera mendekat.
"Ev, kamu baik-baik aja kan?"
"Kalian lagi ada masalah?" Tanya Evelyn dengan nada lembut khas nya.
Aris menyuruh Evelyn untuk duduk di atas sofa.
"Engga, cuma salah paham aja ko Ev."
"Tapi, aku takut Kanova kenapa-kenapa Ris." Ujarnya lagi dengan nada sedikit cemas karena setahunya, Aris pernah berkata bahwa Zellio itu termasuk sosok yang tempramental.
"Ev, jujur. Aku ga tau apa yang udah terjadi sampe-sampe Lio marah besar kaya gitu. Setau aku, tadi pagi dia kerumah sambil marah-marah."
"Aku mau tanya, kalian di sekolah tadi ga gimana-gimana kan?" Tanya Aris menerka-nerka.
Evelyn seketika langsung teringat dengan kejadian di perkiran tadi pagi.
"Tadi pagi, Kanova peluk aku di parkiran." Ujarnya dengan polos.
Aris terdiam dan langsung bisa mengambil kesimpulan. Ia segera bersiap dan mengajak Evelyn untuk menyusul Zellio menggunakan mobil.
Sedangkan di jalanan kota Jakarta. Zellio dengan motornya, melaju sangat kencang. Di belakangnya juga ada Kanova yang sama-sama melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Ia, berusaha untuk menyusul Zellio di depan.
Cukup sulit bagi Kanova untuk menyeimbangkan skill menyetirnya dengan Zellio. Dia lebih lihai ketimbang dirinya. Jadi Kanova hanya menunggu peluang untuk bisa menyusul Zellio.
Melihat ada kesempatan, Kanova segera menancapkan gas. Membuat motornya berjalan berdampingan dengan Zellio.
"YO! GUE BISA JELASIN SEMUANYA!"
"BERHENTI YO! GUE MOHON!" Teriak Kanova sangat keras. Tapi Zellio tidak menggubris sama sekali perkataan Kanova.
Fikiran Zellio sedang tidak jernih. Ia hanya bisa terus menancap gas. Sedang Kanova yang kini berada di belakangnya, melihat mobil hitam melaju dari arah kanan. Dia kembali melihat Zellio yang sepertinya tidak fokus.
Dengan segera, Kanova menancapkan gas lagi, menyusul Zellio, menyenggol motor nya ke kiri, membuat Zellio terjatuh cukup keras.
Sedangkan dirinya, tetap melaju terus karena tak sempat untuk belok. Membuat dirinya terkejut dengan kehadiran mobil hitam di depannya.
BRAK!!!!
Tabrakan cukup keras antara kedua kendaraan terjadi. Tubuh Kanova terpelanting cukup jauh. Sedangkan bagian depan motornya rusak parah akibat benturan hebat. Pun dengan body mobil hitam itu.
"KANOVA!" Teriak Zellio sangat kencang lalu segera berlari menuju Kanova.
Tak lama, mobil Aris datang dari belakang. Melihat itu, Evelyn dan Aris seketika turun dan langsung memekik histeris. Mereka dengan cepat-cepat membawa tubuh Kanova menuju rumah sakit.