App herunterladen
6.38% Hello Boy / Chapter 15: Boy Ngambek

Kapitel 15: Boy Ngambek

"Gada kok Kak. Aku cuman kasih tau Ogi kalo aku jadi anak angkat dan tinggal disini bareng kak Boy dan Mama." Ucap Tiara samabil mengedipkan mata ke Boy

Boy pun merasa aneh mendengar Ara memanggil kak kepadanya. Tiara tidak tahu kalo Boy memiliki integritas yang tinggi dan dia ttidak suka yang namanya drama semacam apapun. Tiara salah mengajak orang untuk bekerja sama dengannya.

"Sejak kapan kamu jadi anak angkat?" Ucap Boy

"Ehhh Kakak kok gitu sihhhh." Ucap Ara

"Ada apasih sebenarnya? Lo di bully dia ya Ra di keluarga ini?" Tanya Ogi

"Gak kok Gi."

"Drama apaan sih ini? Sejak kapan juga mama tinggal disini. Kan disini cuman gw sama...." Ucap Boy terhenti karna Tiara langsung menutup mulut Boy

"Sama mama juga kan kak Boyy. Udah udah sekarang lo pulang Gi." Sambil melaepaskan tangannya dari mulu Boy dan membawa Ogi keluar rumah.

"Ehhh tapi Raaaa gw masih bingunggg sama pembicaraan kalian dari tadiii."

"Udah balik gihhh. Gw mau istirahat dulu capek banget. Dahhhhh." Tiara langsung menutup pintu

Boy pun melihat kelakuan Tiara yang sedang berbohong kepada Ogi. Tiara juga melihat Boy yang sedang menatapnya dari tadi dan dia merasa bersalah dan malu. Boy pun diam saja dan langsung pergi ke kamarnya.

"Aduhhh dia marah lagi. Lo sih Ra kok ngarang cerita sih dah tau dia gak bisa diajak kerjasama." Ucap Tiara dengan merasa bersalah

"Kayanya ada yang disembunyiin Ara deh dari gw. Mukanya kebaca banget." Ucap Ogi

"Dari mana aja lu Gi." Ucapa Rani

"Tumben nyariin. Harusnya kan gw yang nanya kaya gitu ke lu kak. Biasanaya kan yang jarang keliatan itu elu. Sekarang kepada ada di rumah kak, kenapa gak kemana aja?"

"Ogiiiii kakak gak lagi becanda lohhh. Tumben kamu pulang telat, emang kamu gak kerja?"

"Kayanya gw mau izin hari ini."

"Awas dipecat lohhh keseringan izin."

"Iya iya. Kenapa tadi nyariin gw."

"Lo kenal Desi kan? Dia teman kamu dulu kan?"

"Iyahhh kenapa nanya itu. Desi kan pacarnya Bagas, jadi gw cuman..."

"Apa? pacarnya Bagas? Kakaknya Ara? Bukannya lo ya kak pacarnya?"

"Sekarang gak lagi. Lo kenapa sih kok terkejut gitu. Emang ada yyang salah."

"Ya ada dong kak. Mereka pacaran dari kapan?"

"Semenjak lulusan SMA."

"Apa? omaygatttttt udah lama banget dong. Tapi dia gada cerita sama sekali ke Ara mengenai hal ini."

"Ohhh iya? Kalo gitu kamu jangan cepu ya. Biar Desi nanti yang cerita ke Ara. Okeyyy."

"Hmmm Okeyy Kak. Kita liat aja deh sampai kapan mulut ini bisa gak gatal buat cerita wkwkkwk."

"Ogiiiiii jangan nanti mereka berantem lagi."

"Kan DEsi yang salah selama ini gada ngomong apapun mengenai kakaknya ke Desi."

"Terserah deh. Kakak mau ke kamar dulu mau istirahat."

"Drrttt drrrtttt." Hp Tiara berdering ada panggilan masuk dari Desi

"Angkat dong Ra. Gw mau jelasin semuanya." Ucap Desi

"Halo Des."

"Ra makasih lu udah mau ngangkat telpon dari gw. Kabar lo gimana?"

"Baik kok. Kenapa?"

"Bagas udah cerita blom ttg yang kemarin kita jumpa di taman bermain?"

"Uhmmm kayanya blom deh."

"Kita boleh ketemu gak? Aku mau jelasin semuanya ke lo."

"Sorry Des. Hari ini gw sibuk."

"Ra plisss jangan marah donggg. Gw tau mau cerita ke siapa sekarang. Semuanya pada marah dan ninggalin gw."

"Des kemarin kemarin lo ke mana aja? Kenapa baru sekarang mau jelasin?"

"Kemarin gw mau jelasin semuanya, tapi kata Bagas biar dia yang akan jelasin Ra."

"Gw lagi gak mau ketemu sama lo ataupun kakak gw Des, malas. Udah ya gw sibuk bangett. Dan untuk masalah ini udah gw maafin kok. Jadi gak usah di bahas lagi." Tiara pun mematikan hp nya.

"Makasih Ra udah maafin gw. Tapi gw lagi butuh teman banget sekarang. Gw gak tau mau curhat ke siapa." ucap Desi sangat sedih

"Ogi? Aku kan ada Ogi."

"Halo Des. Kenapa?"

"Lho kok gitu sih jawabnya Gi. Lo kan teman gw, gpp dong sekali-kali gw telpon."

"Kesambet apaan lu. Kayanya ini ada maunya sihhh. Tumbenan omongan lo kaya gini."

"Kasar amat sih lo Gi. Gw cuman mau ngajak lo ketemuan Gi. Gw mau curhatt."

"Gk gw sibuk banget hari ini. Lain kali aja Yaaa. Tumben juga lo mau curhat ke gw. Lo tau juga kan tipe gw itu bosan dengar curhatan orang. Langsung hadapi kenyataan aja."

"Kalian semua knp sih? Kok pada marah marah gak jls ke gw. Tiara juga gak mau ketemu sama gw. Dan sekarang lo juga ikut ikutan." Jawab Desi dengan emosi.

"Aapaan sih lo Des. Itu semua kan karna lo. Lo sekarang mau ngomong masalah teman dan sahabat. Kemarin lo ada cerita gak mengenai kakaknya sahabatt lo selama ini yang selalu dicari cari. Haaa? ada gak? Pas lo lagi butuh teman sekarang aja lo muncul." Jawab Ogi dengan emosi dan marah.

"Giii bukan gituuuu. Itu karna...."

"Udah Desi mau gimanapun lo ngejelasinnya. Lo tetap salah. Gak usah bela diri sendiri deh. Udah ya gw sibuk." Ogi pun langsung mematikan hpnya.

"Semuanya sama aja. gada yang peduli sama Desi lagi." Desi pun menangis dan dia merasakan sangat sedihhh.

Tiara keluar dari kamarnya dan belum melihat Boy dari tadi. Ia bingung harus ngelakuin apa supaya Boy tidak marah lagi.

"Kayanya aku masak aja kali ya. Hmmm makanan kesukaan dia apa ya? Aku tauuuu."

"Halo Raaa. Kenapa nelpon tante malam malam begini."

"Aduhh maaf banget tante, ngeganggu. Aku mau nanya makanan kesukaan Boy apa ya Tan?"

"Makanan kesukaan dia ya. Tapi kamu kok gak tau sihhh. Klaian kan dah sering makan bareng."

"Soalnya setiap aku masakin dimakan semua Tan. Jadi kayanya suka semua yang aku masak deh hehhe."

"Hahaha dia emang gitu gak suka buang buang makanan. Dan mungkin benar sih omongan kamu tadi."

"Hahaha becanda doang kok Tan."

"Iya iaaa. Makanan kesukaan Boy itu Opor ayam. Dia suka banget itu Ra. Dan kalo minuman dia suka jus jeruk. Karna dia suka yang segar segar kaya kamu yang masih muda dan segar kwkwkwk."

"Ehhh tanteee emang aku sayur? hahaha."

"Hahaha iya jadi itu yang dia suka. Satu lagi dia juga suka banget es krim vanilla. Jadi kalo kamu kerestoran makanan penutup dia itu pasti es ktrim vanilla."

"Oooo gitu ya Tan. Okeyy Tan thank youuu infonya. Sarangheeeee.."

"Okeyyyy Saranghee too."


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C15
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen