"Boyyy. Itu mereka dah nungguin di ruang meeting."
"Gimana kalo kita batalin aja ya Bil. Soalnya Tiara lagi marahan sama Ogi."
"Sangkut pautnya apa Boy. Udah gak usah mikir yang aneh aneh deh. Sekarang kita fokus kerja. Nanti masalah Tiara baru kita omogin. Tiara mulu yang lo pikirin."
"Iya iya. Kok lo bawel banget sihhh." Mereka pergi menuju ruangan meeting
"Selamat asiang semuanya. Perkenalkan saya Boy CEO dari perusahaan NEBULA. Pasti klaian sudah kenal dengan saya."
"Iya Pak sudah." Jawab karyawan perusahaan RAYA yang sangat terpanah dengan kegantengan Boy.
"Sekarang saya kasih kesempatan untuk perusahaan RAYA menjelaskan konsep untuk proyek baru kita yaitu komik berjudul "In You" yang akan kita jalankan bersama nantinya. Saya persilahakan."
"Baik. Terimakasih pak Boy. Sebelumnya perkenalkan nama saya Rani dan ini rekan rekna saya."
"Ogi mana?" Tanya Boy
"Bapak kenal adek saya?"
"Ohhhh tidak. Saya hanya lihat backgroun perusahaan kalian sja dan disana tertulis bahwa pemiliknya adalah Ogi."
"Ohh iya Pak. Jadi Ogi masih kuliah. Dan saya yang akan bertanggung jaeab untuk perusahaan ini dan proyek ini juga."
"Okeyyy. Lanjutkan.."
"Baik Pak. Jadi dari hasil pengamatan yang sudah kami lakukan..." Rani pun menjelaskan konsep yang dibuat perusahaannya.
Disisi lain Billy hanya teris menatapi Rani yang sedang berbicara. Billy langsung terpesona dengan Rani yang memiliki wajah cantik dan manis itu.
"Sekian hasil presentasi dari saya. Terima kasih."
"Tap tap tap tap ..." Billy bertepuk tangan sendirian
"Ssststttt." Tegur Boy agar Billy berehenti bertepuk tangan
"Oke sudah bagus. Tapi saya ada koreksi dan tambahan sedikit nanti saya kasih lewat email."
"Baik Pak."
"Jadi rapat hari ini kita akhiri sampai disini saja. Terima Kasih." Semua orang pun sudah mulai keluar dari ruangan itu dan yang tinggal hanya Boy dan Billy.
"Bill lo kok malu maluin sih. Jangan Bilang Lo suka sama tuh cewe."
"Lo tau ja sih Boy. Dia itu seperti bidadari yang turun dari surga dan datang ke hadapan gw. Perfect."
"Awas ya. Jangan sampe ada masalah sama proyek ini gara gara lo."
"Gak bakal kok. Lo ok kejam amat. Tumben lo begini Boy. Pasti ketularan sama Tiara ya."
"Gada yang ketularan. Sekarang lo ambil berkas berkas yang ada di meja gue. Dan ketik ulang yang rapi sekarang juga dan gue tunggu nanti jam 3 sore harus udah selesai."
"Boyyyy besok aja lahhh. Gw masih ada urusan."
"Urusan apaan? Lo pasti mau menjumpai si Rani itu kan?"
"Tuh lo tau BOy. Ayolah jangan jahat dong sama sahabat kamu ini."
"Sekarang di kantor. Gue atasan lo. Gue maunya sekarang." Boy pun pergi meninggalkan Billy
"Galak amat sih. Udah kaya mama tiri gue aja."
Setelah Billy selesai melakukan tugasnya dia pun pergi ke kantin untuk meminum kopi. Billy melihat Rani yang sedang duduk disana dan langsung menghampirinya.
"Haiiii. Kenalin gue Billy, asistennya Boy. Maksud aku asisstennya Pak Boy." memberikan tangannya kehadapan Rani untuk bersalaman.
"Halooo. Kenalin aku Rani." menyalam Billy
"Iya tau kok. Tadi kamu kna dah kenalan. Aku boleh duduk kan."
"Iya silahkan."
"Kau knp belum pulang?"
"Ohhh tadi masih ada urusan sebentar trus aku mau lihat perusahaan ini dan mampir untuk minum."
"Gimana menurut kamu?"
"Menurut aku perusahaan ini bagus banget dan terkenal juga kan."
"Maksud aku itu akunya gimana?"
"Hah? Apaan sihhh hahahha."
"Wkwkkwwkk canda."
"Pak Boy orangnya itu gimana sih? tadi keliatannya cuek banget mukanya flat terus gada senyum senyumnya."
"Dia sebenarnya baik sih. Cuman mukanya tuhhh. Kalo dia belum kenal banget sama orang atau deket, dia memang gitu cuek. Tapi kamu gak naksirkan sama pak Boy?"
"Gak kok aku nanya aja."
"Hah..... untung deh."
"Kenapa untung? bukannya dia baik ya. Kalo aku naksir sama dia emang kenapa."
"Nanti aku gimana Raniiiiiii. Soalnya nih ya banyak banget yang naksir sama dia. Lah gue yang jelas jelas ada disampingnya orang orang pada gak liat ketampanan gue .Tapi kamu gak boleh naksir sama dia. Karna dia udah punya pacar."
"Aapasihhhh. Iya canda kok."
"Kamu aku antar pulang ya?"
"Gak usah aku bawa mobil kok."
"Aku boleh nanya ga? "
"Iyaaaa"
"Kamu udah punya pacar belum?"
"Tebak sendiri aja ya. hahahah. Gw balik dulu." pergi meinggalkan Billy
"Hmmmm gue yakin sih dia belum punya pacar." Ucap Billy
Di meja makan Desi, papanya dan mamanya pun makan malam bersama.
"Desi mama besok mau ajak kamu kenalan sama anak teman mama. Anak nya ganteng, baik, pintar dan dia kerja di perusahaan LoVe. Kamu pasti tau kan itu perusahaan yang terkenal."
"Iya ma." Jawab Desi singkat
Mama dan Papa Desi pun terkejut, menengar jawaban Desi yang lagsung nurut.
"Okeee, kalo gitu kamu bsk dandan yang cantik ya."
"Papa boleh ikut?"
"Papa dirumah aja ya besok. Ini urusan cewe cewe aja." Ucap mama Desi
Keesokan harinya desi pun berdandan yang rapi. Dia menuruti mamanya karna dia sudah malas terus ribut di rumah. Dan dia sedang sakit hati dengan Bagas.
"Haloooo jenggg." Ucap mama Desi
"Haiiii jenggg kamu makin cantik aja."
"Halo tante.." Ucap Billy
"Ohhhh ini yang namanya Billy. Wahhh kamu ganteng sekali sopan lagi. Iya kan Desi?"
"Iya ma. Halo tante, Billy kenalin saya Desi."
"Yaudah kalo gitu kami tinggal ya." Mama Desi dan mama Billy pun pergi meninggalkan mereka berdua.
"Haiii. Lo mau pesan apa?"
"Minun aja. Gue dah makan dari rumah."
"Okeyyy. Ehhh lo senang gak dijodohin kaya gini?"
"Menurut lo? Dari ekspresi muka gue sekarang gimana."
"Dari ekspresi muka lo sih. Kayanya senang banget dijodohin sama cowo tampan."
"Kepedean banget sih lohhh."
"Hahaha lo kok galak amat sih. Candaaaa jangan terlalu serius lah. Kita santai aja. Anggap aja ini bukan perjodohan tapi pertemanan."
"Lo juga gak mau dijodohin?"
"Liat situasi sihh. Lo cantik juga kok, Kalo lo mau ya gas ajaa. Kalo gak ya gue juga gak mau."
"Apaan sih. Gue gak mau dijodohin."
"Okeyy berarti gw juga gak mau. Sekarang kita hanya temanan aja. Minumdulu gih biar redah tuhhh apinya."
"Apaan sihhh kwkwkwwwk"
"Gitu dong ketawa. Kan enak ngomongnya."
Terlihat dari pintu kafe itu muncul seorang gadis yang cantik dan manis yang ingin membeli minuman. Dia Rani. dan Rani pun melihat Billy yang sedang duduk dengan seorang wanita yang membelakanginya dan langsung menhampiri mereka.
"Billyyy...." Ucap Rani
"Ohhh haiiii Lo kesini bareeng siapa?"
"Gue sendiri. Ini..... Desi?"
"Lo kenal Desi? Kebetulan banget dong yuk duduk join aja dari pada sendiri."
"Okee makasih Bil. Haii Des."
"Ohhh haiii." Jawab desi singkat dan cuek
" Loh kok gitu sih cuek banget. Kalian berantem ya."
"Gak kok. Mungkin moodnya Desi lagi kurang bagus."
"Iya sih. Tadi dia juga gitu."
"Btw kalin lagi ngapain."
"Lagi ngedate nih." ucap Billy
"Apaan sih gada ngedate ngedate." Jawab Desi
"Kita dijodohin sama nyokap."
"Ohhh gitu ya. Berarti aku ngeganggu dong."
"Gak kok santaauyyyyy. Kapan sih lo ngeganggu gue? Lo cuman nyenangin gue kok. hehehe."
"Billlyyyy. Apaan sihhhhh." Ucap Rani
Desi pun melihat kalo Billy naksir dengan Rani. Desi makin marah, dia bingung apa sih unggulnya Rani sehingga Billy dan Bagas bisa suka sama dia.
"Kayanya gue harus pulang dulu." Ucap Desi tiba tiba
"Oke. Hati hati ya." Ucap Billy
"Bukannya kita ngedate ya. Harusnya lo antar gw balik dong."
"Lo gak bawa mobil?"
"Billy lo antar dong. Kan tadi kalian berdua yang lagi makan kan."
"Ohhh iya Ran. Gue bakal antar. Lo gw antar juga ya."
"Gw bawa mobil kok Bill."
"Oke dehhhh. Yok Des. Kita duluan ya Ran. Lo hati hati ya. Kabarin kalo lo dah nyampe rumah."
"Iyaaa Billy. dahdahhhh."
Mereka pun pergi meninggalkan Rani. Di perjalanan Billy merasa kalo Desi ada masalah sama Rani. Dari mukanya Desi keliatan banget kalo Desi gak suka liat Rani.
"Des lo knp sih. Kayanya lo gak suka liat Rani. Padahal gue suka banget liat Desi."
"Itu kan lo. Bukan gue."
"Iya jadi ada apa. Desi tuh baik loh orangnya, cantik, ramah,lem...."
"Udah udah sekarang lo fokus nyetir. Gue gak mau dengar ttg Rani lagi." Ucap Desi memotong omongan Billy
"Iya iya galak amat sih."
"Udah gimana lo?" Ucap Boy menghampiri Tiara yang sedang masak
"Gimana apanya?" Jawab Tiara
"Ohh enggak, kayanya dah kembali lagi deh orangnya."
"Apaan sihh Boy anehhh. Dari pada lo ngomong gak jelas mending bantuin gw nih masak. Tolong potong nih ya wortelnya."
"Potong gimana nihhh."
"Potong kaya dadu kecil kecil." Ucap Tiara yang lagi sibuk membersihkan sayur lain
"Okee gampangggg."
"Airnya dh mendidih nihhh. Mana wortelnya Boy?" berbalik melihat Boy yang sedang sibuk memotong wortel
"Bentar gw masih potongin nih."
"Boy.....Boyyyyyy." Lu pikir ini mau buat dadu beneran? gak sampe segitunya dong. Semua sisinya sama lo ukur."
"Tadi kan lo yang bilang dadu."
"Emang kita mau main dadu? ini cuman mau dimakan. Aneh banget sihhhh. Sini sini aku aja yang motong. Motong giini doang susah amat sihhh." Ucap Tiara sambil memotong motong wortelnya.
"Lu yang gak jelas ngomongnya tadi ya." Boyyy pun ngambek dan langsung pergi ke kamarnya.
"Hahahahah Boy boyyyyy masa lu motong wortel kaya gini hahaha. Ngakak bangetttt, aduhhhhh. Tapi kayanya gue terlalu kasar sihhh tadi. Hmmm yaudahlah ya."
Desi terus melihat lihat hp nya dan sedang menunggu notif pesan masuk dari Bagas. Tetapi hari sudah lama berlalu Bagas belum juga mengirim Desi pesan apapun.
"Bagass lo kemana sihhhh. Kenapa lo gak mau kirim pesan apa kek. Biasanya lu selalu ucapin Good morning." Ucap Desi dengan sedihhh
Disisi lain Bagas juga sama seperti Desi menunggu pesan darinya. Dia ingin kali ini DEsi lah yang harus minta maaf kepadanya karna selama ini hanya Bagas lah yang selalu mendamaikan hubungan mereka jika ada perselisihan.
"Des... kok lo gak mau minta maaf sihhh. atau gw jumpai aja ya Desi. Ahhh gak deh pasti gue diusir lagi nanti. Memang ya hubungan gw ama Desi ribet banget. Desi sama Rani udah pernah ketemu belum ya? Gw tanya Rani dulu deh."
"Halooo Gasss. Kenapaa.....Lo lagi kangen ya sama gw."
"Hahaha apaan sihh Ran. Gw mau nanya lo pernah ketemu sama DEsi gak sebelumnya?"
"Ohhh pernah kayanya kemarin deh si cafe sekitaran rumah gw ada teman aku juga Billy. Teman baru sihhh."
"Billy? Siapa dia? Kamu kenal dimana?"
"Ohhh kamu gak tau ya kalo mereka itu dijodohin sama nyokap mereka. Aku kenal Billy karna perusahaan aku sama tempat perusahaan dia bekerja ada kerja sama. Dia kerja di perusahaan LoVe."
"Di jodohin ya. Okayyy gw baru tau dari lo sih. Biasanya dia cerita sihhh, tapi kali ini gak."
"Aduhhh maaf ya Gas. Kayanya dia mau ngomong ke lo kali tapi malah lo taunya dari gw."
"Enggak kok Ran. Ini gada sangkut pautnya sama lo ya. jangan merasa bersalah ya. Gw tutup ya."
"Okeyyy Gasss."
"Kayanya Desi emang cocok deh sama Billy itu. Capek gue." Ucap Bagas kecewa
Tiara pun mendekati kamar Boy dan mengetuk pintunya.
"Tok tok tok. Boyyy lo gak makan? Makan yok."
Tidak terdengar suara apapun dari kamar itu, dan Tiara pun terus mengetuk pintunya.
"Tok tok tok, Boyyyy. Apa anak ini pingsan ya karna kelaparan?."
Tiara pun langsung membuka pintu kamar Boy dan masuk ke kamarnya. Tidak satu orang pun di dalam kamarnya dan dia pun bingung.
"Anehhh perasaan Boy gak keluar kok dari tadi."
Setelah beberapa detik, terdengar suara air dan suara Boy yang sedang bernyayi dari kamar mandi.
"Aduhhhh pantesan gak kedengaran. Dia lagi mandi ternyata." Tiara pun berjalan ingin keluar dari kamar itu.
Tiba tiba Boy keluar dari kamar mandi yang hanya memakai handuk di pinggangnya.
"Raa lo ngapain di kamar gue."
"Ha? Aaaaaaaaaaa." Teriak Tiara saat melihat Boy kebelakang dan menutup matanya.
"Apaan sihhh. Gw terkejut tau gakkk. Lo ngapain disini. Mau ngintip gw mandi?"
"Gw mau ngajain lo makan tadi. Siapa juga yang mau ngintip."
"Yaudah kenapa masih disini. Lo mau liatin ge ganti baju?"
"Apaan sihhh Boyyy dasar ya. Ini arah pintunya manaa."
"Tuhhh lo balikkk dannn lurussss lurus lagiiii. Dahhhh."
"ihhhhh awas lo. Dasar."
"Mana Ra. Kok dah pada habis makananya."
"Siapa suruh lama. Gw lapar banget tadi. Sorrry jadi tinggal ini deh. Lo mau tetap makan atau gw buang aja kalo bsk kan pasti basi."
"Aaaa jangan di buanggg. Itu potongan dadu guee. Gue mau makan ituuu."
"Okeee. Habisin ya. Gue mau nonton dulu."
"Jahat banget sih lo Ra. Masa lo ninggalin segini doang gue kan lapar banget."
"Aduhhh sama dong kita lapar banget."
Tiara pun melihat Boy yang makan dengan lahap tapi tidak kenyany karna dia hanay menyisakan sedikit makanan. Tetapi Tiara sebenarnya hanya mau jahilin Boy aja, dia sudah menyisihkan makanan untuk Boy.
"Ohhh Boyy, coba lu buka lemari atas. Itu buat lo kok."
"Apaan? Ohhhh ternyata lo sediain juga ya punya gue. Dasar lo tengil banget sihh."
"Aapaan sih kan masih untuk gue tinggalin untuk lo." Tiara pun melirik Boy engan wajah yang sudah mulai cerah dibanding sebelumnya.
"Aduhhhh kenyang bangetttttt." Boy menghampiri Tiara ke kursi sofa untuk menonton.
"Enak kannnn."
"Iya itu karna ada campur tangan gue. Sebelumnya rasanya biasa aja sih."
"ishhhh dasar."
"Lo nonton apaan nihhh."
"Drakorrr. Lo pernah nonton drakor gak?"
"Apa tuh Drakor? Dragon?"
"Itu naga Boyy. Ini itu Drama koreaa."
"Ohhh korea. Boy pun mengganti siaran TV menjadi berita mengenai perusahaan. Nonton ini aja Ra biar kita tau sekarang perusahaan perusahaan udah pada gimana perkembanagnnya."
"Tiara pun langsung mengganti siarannya lagi. Lebih baik nonton ini aja Boy lucu dan romantis. Lo bisa ketawa lho nanti. Selama ini gw gak pernah liat lo ketawa ataupun senyumm."
"Lo suka yang romantis ya?" sambil menatap Tiara
Mendengar hal itu dari Boy, jantung tiara tiba tiba berdetak kencang sambil menatap Boy. Tetapi Boy sendiri merasa itu pertanyaan yang biasa saja dan tidak menganggap ke arah yang lebih jauh.
"Raaa... kok diam."
"Ehhh lo kenapa nanya gitu ke gue."
"Ya cuman nanya doang sihh. Lo suka romantis sama yang lucu ya kalo di film gitu."
"Ohhh iya gw suka nonton yang kaya begituan." Ucap Tiara lega.
"Tapi gw suka nonton berita. Gimana dong?"
"Yahhh lo harusnya ngalah lah sama gueee."
"Kenapa sihh cowo selalu yang ngalah dan minta maaf aneh dehhhh."
"Heyyy apaan sihhh. Emang harus gitu donggg."
"Kali ini gw gak mau ngalah." Boy pun langsung mengambil remot ditangan Tiara
"Ehhhh remotnyaaaa. Siniii Boyyy balikin."
"Ambil aja kalo bisa."
Tiara pun mencoba merebut remot dari tangan Boy. Dan mereka pun saling kejar kejaran untuk merebut remot itu, tapi akhirnya mereka kelelahan dan langsung duduk lagi di sofa.
"Lu mau remot. Nihhh gw capek, mau tidur dulu." Ucap Boy
"Gak gw mau lagi, sama gue juga capek mau tidur juga." Jawab Tiara
Mereka pun pergi ke kamar masing masing karna kecapean berteriak teriak dan lari lari hanya untuk mengambil remot.
Das könnte Ihnen auch gefallen
Kommentar absatzweise anzeigen
Die Absatzkommentarfunktion ist jetzt im Web! Bewegen Sie den Mauszeiger über einen beliebigen Absatz und klicken Sie auf das Symbol, um Ihren Kommentar hinzuzufügen.
Außerdem können Sie es jederzeit in den Einstellungen aus- und einschalten.
ICH HAB ES