"Dasar adik sialan!" umpatku saat bangun tidur dan mengecek kalau Mala sudah bangun dari tadi.
Kiki tak membangunkanku walaupun dia bisa melakukan hal itu sejak tadi. Namun, aku tak bisa benar-benar marah padanya. Untuk alasannya jelas saja amat singkat yakni mengenai sebuah fakta bahwa ternyata Kiki merawat Mala dengan baik.
Aku terbangun saat melihat adikku yang menyuapi Mala bubur, tentu saja bangunku tak bisa dikatakan pagi lagi. Ini sudah hampir jam sembilan! Ah dasar Kiki.
"Si sialan itu, bagaimana mungkin dia bisa membuatku seperti ini?" desisku lagi.
Saat tadi bangun di bangsal aku merasa terkejut, pasalnya Kiki jarang melakukannya. Ketika kami di rumah sekalipun hanya Papa yang diberi Mama ijin untuk memindahkanku ke kamar.
Ada begitu banyak hal yang terjadi. Yang jelas saat ini aku benar-benar merasa sangat senang hingga tak sadar kalau memeluk Mala terlalu erat.
"Lain kali jangan begitu, Kak!" seru Kiki.