Pelajaran pertama, Bahasa Jerman. Sudah dimulai 30 menit lalu dan yang aku lakukan hanya menopang dagu sambil berusaha menahan rasa kantukku. Aku memiringkan kepalaku ke kanan dan ke kiri. Tapi tetap saja rasa kantuk ini seolah tak dapat ku cegah. Semuanya memang salahku, sedari dulu aku memang hanya akan memegang buku ketika benar-benar sudah dikabarkan jika besok ulangan.
Ku tolehkan kepalaku menatap lapangan. Bibirku mengabsen wajah-wajah kakak kelas yang sedang melakukan pemanasan di lapangan tengah itu. Aku tertegun untuk sesaat, lantas aku mengerjapkan mataku. Tapi sepertinya penglihatanku memang benar dan masih normal, hasilnya tetap sama dan tak berubah walau aku sudah berkali-kali menatap lapangan itu. di sana ada sosok yang benar-benar sangat ingin kutemui saat ini.