Bugh, bugh!
Joo mungkin saja tidak merasakan sakitnya kalau aku hanya meninju punggungnya seperti ini. Dia kira selama setengah hari tadi aku benar-benar dalam keadaan yang baik begitu, ya?!
"By, seriusan deh kalau kamu telepon Adit aku pasti datang. Mau ngabarin kan ponselku ada di dalam sana, jadi please ya jangan gini? I love you," tutur Joo.
Aku yang memang sudah berniat untuk berhenti pun hanya bisa tersenyum tipis saja saat ini. Joo mungkin saja memang bahagia dengan Adit atau siapa itu temannya, tapi ya hendak bagaimana lagi kalau saat ini mood-ku benar-benar buruk? Ini bukan karena merawat Jae, sebagai seorang ibu yang sudah akan memiliki dua anak mengurus bayi bukanlah apa-apa.