"Pagi, Bu."
"Sugeng enjeng, Mbak."
Aku tersenyum lebar, membiarkan mereka semua menyapa dan tentu saja langsung kubalas dengan begitu ramah. Rasanya masih begitu aneh melihat kami bisa bertahan dua puluh empat jam di tempat asing ini.
Berbeda dengan hari pertama kemarin, kini aku bangun pagi dengan suasana hati yang begitu baik. Ketika di rumah biasanya kami akan bangun terlambat sekitar hampir pukul enam, namun di Magelang saat ini bahkan jam setengah lima pun sudah ramai. Joo mengeluh karena dia harus menggendong Jae saat ini, akan tetapi bukankah dengan begitu jauh lebih menyenangkan, ya?
"Kakiku oh kakiku," rengek Joo yang memang sedari dulu selalu saja seperti itu kelakuannya.