Kapitel 105: Mother-in-law

Sekali atau dua kali sih tak masalah, yang terpenting jangan melakukan kesalahan berkali-kali. Mengapa demikian? Tentu saja karena malaikat akan kesusahan mencatatnya karena setiap melakukan kesalahan tersebut kau awali dengan bismillah dan berakhir setelah mengucapkan astagfirullah, hehe.

"Jae nggak mau makan siang, dia bilang kamu kemarin juga begitu, ya?"

Aku menatap Bunda, Joo tukang ngadu! Bagaimana bisa laki-laki itu membuatku berakhir dengan Bunda. Padahal dia lah yang paling tau bahwa aku tak begitu menyukai Bunda, sejak Jae masih dalam kandungan aku selalu saja mengusahakan agar terus berada dalam jarak yang sangatttt jauh dari wanita itu.

"Taa, Ayah tahu kamu masih marah. Tapi jangan seperti itu, jika Bundamu bertanya tolong jawab meski hanya satu kosakata saja, Nak," tutur Ayah yang memang begitu lembut pembawaannya.