"Kak Jae jangan gitu dong, sejak kapan kakak suka stroberi? Itu semua Tante Jelita punya, jadi jangan sampai kakak jadi manusia yang serakah ya, ayo ngalah itu buat aku saja, sini!" seru Anantya dengan nada heboh.
Tadinya aku sempat merasa terharu tapi mengingat akhir kalimat dari anak gadisnya Astrid itu. Kan sudah bilang kalau aku yang suka sama cookies stroberi, terus kenapa nggak buatku aja dan malah kamu minta nak? Heran aku mengapa anaknya seperti ini, aneh dan ngajak baku hantam memang.
"Kakak juga nggak boleh serakah, buat adeknya aja dong. Udah gede masih aja nggak mau ngalah, dasar nakal, nggak suka ia gelay!"
Aku tertegun sejenak.
Gelay?
Subhanallah, eh astagfirullah. Anaknya ini belajar dari siapa sih sampai bisa memiliki hobi berdebat yang kelewat menyebalkan ini?!
"Jae nggak boleh gitu, kamu bukan cewek yang kayak gituan pun nggak bagus juga. Jangan-jangan karena nggak lagi satu kelas makanya kamu jadi gini ya?" tuduhku tanpa bukti apa-apa.