Usia kandunganku memasuki lima bulan. Ah, bukankah waktu berlalu secepat itu, ya? Awalnya aku pun juga tak pernah menyangka bahwa akan secepat ini. Bahkan Jae sudah bisa membantuku mencuci, si pria kecil itu tumbuh dengan baik dan seperti harapanku. Jae-ku yang manis, dia Alhamdulillah bisa mengaji dan salat lima waktu pun kuajarkan padanya itu.
Walaupun beberapa kali aku memang senang untuk menggodanya tapi dia hanya merespon dengan senyum penuh pesona. Benar-benar pria idaman yang ada dalam benakku, semoga saja itu bukan tipu muslihat yang Joo ciptakan demi membuatku bahagia. Tawaku terasa begitu merdu setiap kali putraku menyebutkan kata-kata jenaka.