Aku menelan ludah, tekadku mengalir seperti pasir di antara jemariku. "Apakah kita punya waktu untuk bercinta?"
Nino menjawab dengan bergerak di atasku dan duduk di antara kedua kakiku.
Ferio datang tak lama sebelum Falcone bersaudara hendak pergi. Aku berharap dia membawa Lolita bersamanya, tapi dia sendirian. Mencoba meredam rasa gugupku karena berada di hadapannya untuk pertama kalinya, aku melingkarkan tanganku di sekitar Nino. "SMS Aku sesegera mungkin dan beri tahu Aku bagaimana hasilnya."
Nino mencium telingaku. "Ferio seperti saudara."
Dia mundur dan dengan anggukan singkat ke arah Ferio pindah ke luar tempat saudara-saudaranya sedang menunggu. Pintu tertutup, meninggalkan Ferio dan aku sendirian di ruang permainan.
"Nino bilang kamu senang bermain piano. Apakah itu akan membantu Kamu bersantai?"
Pipiku memanas. "Apakah ketakutanku begitu jelas?"