"Kamu nggak usah ikut-ikutan!" bentak Ibu.
Aku melirik ke arah Bambang yang tengah tersenyum mengejek ke arahku. Sementara itu, kulihat Tante Yuyun dengan santainya duduk di sebelah putranya.
"Tapi, Bu ... Itu temen Mel, bukan cuman temen, Rio itu udah Mel anggap saudara sendiri!" Aku masih mencoba meyakinkan Ibu.
"Kamu pikir kamu itu siapa, Melody?! Kamu hanya anak SMA! Kamu nggak punya kekuatan apa pun! Berpikirlah dengan jernih! Dengan kepala dingin! Serahkan ini sama pihak berwajib!"
Aku cukup terkejut saat tiba-tiba Tante Yuyun terkekeh pelan.
"Kenapa ketawa?!" sergah Ibu pada Tante Yuyun.
"Kalo mereka bisa dan mau melakukan tugasnya dengan baik, gue sendiri gak akan ngizinin anak gue ikutan beginian, Ly!" celetuk Tante Yuyun dengan santainya.