"Bukan, buat apa aku tungguin kamu," jawab Sarah dengan wajah merona mengalihkan pandangannya dari Bagas.
"Lihat wajahmu, merona begitu. Berarti benar, kamu menyukaiku," jawab Bagas tertawa, melupakan sejenak luka yang ada dihatinya.
Sarah merengut, antara malu karena ketahuan dirinya menyukai Bagas dan senang, karena melihat Bagas bisa tersenyum lagi.
"Aku hampir lupa," ucap Bagas. "Aku ke sini mau membawakan minuman dan makanan buat orang tuaku." Bagas lalu buru-buru mengambil beberapa makanan kecil ke dalam piring khusus tetapi kebingungan, karena tangannya tidak bisa membawa tiga gelas sekaligus.
Sarah senyum-senyum sendiri melihat Bagas yang kebingungan. "Minta tolong dong, nanti aku bantu," ucapnya.
Bagas nyengir kuda melihat Sarah. "Bantu dong bawa ini," Bagas memberikan piring yang berisi kue-kue.
"Nah, begitu," ucap Sarah menerima piring dari tangan Bagas.
Ikuti terus cerita Kiara dan Leo.
Jangan lupa mampir juga ke cerita "Aneska Belavina"
Terima kasih :-)