"Bayu!" Teriak Monika.
Bayu yang sedang berdiri di eskalator menoleh ke arah suara yang memanggilnya.
Monika melambaikan tangannya agar Bayu bisa melihatnya dan segera berjalan mendekati Bayu yang sengaja menunggu dirinya.
"Tadinya aku kira bukan kamu, tetapi setelah aku perhatikan ternyata memang kamu," kata Monika. "Belanja?" Tanyanya lagi melihat ke arah tas yang dibawa Bayu.
"Hanya kaos olahraga saja," jawab Bayu.
"Dengan siapa? Sendirian?" Tanya Monika lagi.
"Iya. Kamu mau belanja?" Tanya Bayu melihat tangan Monika yang membawa beberapa paper bag.
"Iya, membeli beberapa kebutuhan wanita," jawab Monika tersenyum. "Kamu sudah makan?"
"Belum," singkat Bayu menjawab.
"Bagaimana kalau kita makan?" Tanya Monika. "Temani aku makan. Di dekat sini ada Restauran yang enak, kita makan di sana. Biar aku yang bayar."
Bayu jawab dengan mengangguk sebagai tanda setuju.
Mereka lalu berjalan bersama menuju ke Restauran yang direkomendasikan Monika.
"Sudah sampai, ini Restauran yang aku maksud," tunjuk Monik. "Ayo masuk," ajaknya.
Bayu mengikuti Monika masuk ke dalam Restauran yang cukup mewah.
Seorang pelayan menyambut mereka. "Selamat siang," sapanya tersenyum ramah. "Apa Bapak lbu sudah memesan tempat?" tanyanya kemudian dengan senyum yang tidak lepas dari bibirnya.
"Belum, bisa kamu carikan meja yang nyaman untuk kita berdua?" Tanya Monika.
"Tentu saja." Pelayan tersebut lalu mengajak Monika dan Bayu menuju meja yang berada disudut dengan pemandangan menghadap ke taman. "Silahkan."
Setelah selesai menunggu Monika dan Bayu duduk, pelayan itu memberikan buku menu. "Silahkan, ini buku menunya. Panggil kami jika sudah mau memesan makanan." Kemudian pelayan tersebut meninggalkan mereka berdua.
"Bayu, mau makan apa? Pesan saja apa yang kamu mau," kata Monika sambil melihat buku menu yang dia pegang.
"Sama denganmu saja," jawab Bayu.
"Baiklah, aku pesankan makanan yang sama denganku." Monika meletakkan buku menu dan memanggil pelayan untuk memesan makanan.
Selama menunggu makanan datang, mereka berdua membicarakan banyak hal. Sekali-kali terdengar mereka tertawa.
Setelah menunggu pesanan datang cukup lama, akhirnya makanan mereka datang juga. Pelayan dengan hati-hati mengatur semua pesanan di atas meja.
"Silahkan Bapak Ibu, hidangannya sudah siap. Selamat menikmati." Ucap pelayan mempersilahkan.
"Terima kasih," jawab Bayu.
"Sama-sama. Permisi." Pelayan itu lalu pergi meninggalkan Bayu dan Monika.
Monika dan Bayu mulai menyantap makanannya sambil mengobrol melanjutkan obrolan tadi.
"Monika, apa kamu menyukai Leo?" Tanya Bayu tiba-tiba.
Monika yang sedang asik mengunyah makanan langsung tersedak begitu mendengar pertanyaan Bayu. Dengan cepat Monika mengambil air minum yang ada di depannya.
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Bayu melihat Monika tersedak.
"Pertanyaanmu membuatku kaget. Kenapa kamu bertanya seperti itu?" Monika balik bertanya setelah berhasil menguasai dirinya lagi.
"Aku sebagai sahabatnya Leo dan juga sebagai temanmu, merasa khawatir saja dengan hubungan kalian." Bayu minum sebentar jusnya lalu melanjutkan kembali ucapannya. "Kedekatan kamu dengan Leo yang begitu dekat tetapi tanpa status, aku sudah lama mengetahuinya."
Monika terdiam, hanya melihat Bayu yang juga melihat dirinya.
"Pada akhirnya kamu yang akan tersakiti karena Leo hanya menginginkan tubuhmu saja. Aku mengenal Leo dari kecil, orangtua kami berteman. Kami sering menghabiskan waktu bersama. Leo pria yang baik tapi sejak ,,,," Bayu berhenti bicara, tatapannya dialihkan ke taman.
"Sejak apa?" Tanya Monika penasaran karena Bayu tidak melanjutkan bicaranya malah menatap kosong ke taman.
"Tidak, tidak baik membicarakan orang," ucap Bayu.
"Sejak apa Bayu?!" Desak Monika penasaran.
Bayu melihat kembali ke Monika. "Sejak orangtuanya meninggal. Kamu tahu kalau orangtuanya Leo meninggal karena kecelakaan?"
"Aku sudah mengetahuinya. Bukankah itu terjadi ketika Pak Leo masih muda?" Tanya Monika. "Itu sudah lama sekali."
"Iya, itu sudah lama terjadi," ucap Bayu lalu melihat isi piringnya yang masih penuh. "Kita habiskan dulu makanannya nanti kita lanjutkan lagi."
Sesaat tidak ada yang bicara lagi, mereka berdua sibuk dengan makanan yang ada di atas piring.
"Monika," panggil Bayu setelah menghabiskan makanannya.
"Apa?" Tanya Monik sambil membersihkan bibirnya setelah selesai makan.
"Apa kamu mencintai Leo?" Tanya Bayu melihat Monika.
"Tidak! Aku hanya bersenang-senang dengannya. Pak Leo membutuhkan tubuhku dan aku membutuhkan uangnya, seperti itu saja," jawab Monika tenang tetapi jauh di dalam hatinya tidak sama dengan apa yang baru saja dia ucapkan.
"Bukankah kamu punya penghasilan dari bekerja sebagai sekretaris? Aku rasa itu cukup untuk membiayai dirimu sendiri."
"Itu tidak cukup jika harus mengandalkan uang sebagai sekretaris saja. Aku harus membiayai kuliah adik-adikku agar suatu saat nanti mereka menjadi orang sukses, tidak seperti aku," ucap Monika. "Hidup tanpa orangtua itu sangat berat."
Bayu menghela napas menatap Monika. Sekarang akhirnya Bayu mengerti, kenapa Monika mau melayani Leo? Tanggung jawabnya sebagai seorang kakak tanpa orang tua membuatnya harus mencari uang dengan seperti itu.
"Kamu sudah selesai?" Dilihatnya piring Monika sudah kosong.
"Sudah, aku kenyang sekali," jawab Monika mengelus perutnya.
Bayu lalu memanggil pelayan dan memberikan kartu kreditnya.
"Bayu, kenapa kamu yang bayar? Aku tadi sudah janji mau membayarnya," protes Monik.
"Aku saja," jawabnya datar.
"Terima kasih Bayu," ucap Monika tanpa mau memperpanjang masalah.
"Sama-sama," jawab Bayu tersenyum.
Sedang asyik mengobrol dengan Monika sambil menunggu kartu kredit dikembalikan, Bayu melihat seseorang yang baru saja melewati mejanya.
"Evelyn," gumamnya pelan. Bayu tanpa berkedip melihat ke arah Evelyn untuk memastikan kalau itu benar-benar Evelyn mantan kekasih Leo.
"Bayu, kamu lihat apa?" Tanya Monika ikut melihat ke arah mana Bayu melihat.
"Tidak ada," jawab Bayu langsung mengalihkan pandangannya dari Evelyn.
Perhatian Monika teralihkan ketika pelayan datang mengembalikan kartu kredit Bayu.
"Ayo, kita pulang," ajak Bayu cepat-cepat karena takut dirinya terlihat oleh Evelyn.
Ke luar dari restauran Monika dan Bayu berpisah karena masing-masing masih punya urusan.
Setelah berada di dalam mobilnya, Bayu menelpon Leo.
Bayu :
"Halo Leo."
Leo :
"Halo."
Bayu :
"Kamu di mana?"
Leo :
"Di mansion. Ada apa?"
Bayu :
"Nanti kita bicara. Aku mau ke mansion kamu. Jangan kemana-mana."
Setelah selesai menelepon Bayu langsung melajukan mobilnya ke tempat di mana Leo sekarang berada.
...
"Bowo!" Teriak Leo memanggil pelayannya.
"Iya Tuan."
"Sebentar lagi Bayu ke sini. Jika sudah datang, aku ada di kamar. Suruh Bayu ke kamar!"
"Baik Tuan," jawab Bowo.
Leo lalu masuk kembali ke dalam kamar setelah memberi perintah ke pelayannya.
Tidak berapa lama kemudian terdengar suara mobil memasuki halaman depan. Pak Bowo langsung ke luar dari rumah dan menyambut Bayu.
"Tuan Bayu sudah lama tidak ke sini, bagaimana kabarnya?" Tanya Pak Bowo ramah setelah melihat Bayu ke luar dari mobilnya.
"Kabarku baik, Bowo," jawab Bayu tersenyum.
"Tuan Bayu makin gagah saja," puji Bowo melihat Bayu dari atas sampai bawah.
"Kamu juga makin muda saja," ucap Bayu tersenyum lebar.
"Bisa saja Tuan Bayu. Lebih tepatnya Bapak ini makin tua, makin keriput," jawab Bowo tersenyum.
"Leo ada di mana?" Tanya Bayu.
"Tadi Tuan Leo bilang, kalau Tuan Bayu datang langsung ke kamarnya."
"Kalau begitu aku akan langsung ke kamarnya."
"Iya, silahkan Tuan," Pak Bowo mempersilahkan Bayu masuk.
Di dalam kamar, Leo mendengar suara ketukan di pintu. "Masuk."
Pintu terbuka dan memunculkan wajah Bayu terlebih dahulu. Leo yang melihat ke arah pintu yang terbuka langsung menyuruh Bayu masuk. "Masuk Bayu!"
Setelah mendapat ijin, Bayu masuk dan menutup pintu kembali. "Hari libur kamu tidak kemana-mana?" Tanya Bayu.
"Tidak, banyak pekerjaan yang belum selesai. Aku lagi periksa ini," tunjuk Leo ke tumpukan dokumen yang ada di depannya.
"Sekali-kali kamu ke luar dari rumah cari hiburan, cari seorang gadis yang baik. Kamu hanya pintar cari wanita one night saja," ucap Bayu duduk di depan Leo.
Leo menjawab dengan tersenyum sinis. "Wanita? Mereka hanya butuh uangku saja," jawab Leo santai. "Kamu dari mana?"
"Dari Mall, tadi di sana bertemu Monika." Bayu berhenti sejenak untuk melihat ekspresi Leo, tetapi Leo hanya mendengarkan saja dengan mata yang terus melihat ke dokumen. "Lalu kita makan siang."
Leo tetap sama dengan ekspresi yang biasa saja bahkan tanpa berkomentar.
"Aku juga, tadi melihat Evelyn." Bayu terdiam sebentar. "Dengan Nathan."
"Siapa?!" Leo langsung melihat Bayu. Wajah yang tadi tanpa ekspresi, sekarang terlihat marah.
"Evelyn, aku tidak tahu sudah berapa lama mereka di kota ini," ucap Bayu.
"Sialan!! Berani sekali mereka kembali lagi ke kota ini. Mereka tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa?!! Evelyn!! Kamu datang untuk mengantarkan nyawamu sendri!!" Ucap Leo dengan tangan yang terkepal.
Jangan lupa tinggalkan komentar atau vote di setiap chapter