"Kalau bukan kamu siapa lagi? Saat ini hanya kamu anak Ayah. Toh Ayah melakukan ini juga hanya untuk kamu Alfin, semua peninggalan Ayah ini," Pak Wijatmoko memohon dengan mengiming-imingi hartanya. "Apa kau mau, semua hasil kerja keras Ayah tidak akan ada yang mengurusnya. Bagaimana? Ayah janji tidak akan membiarkan kamu berlama-lama dipenjara, jadi tenang saja ya," lanjut Pak Wijatmoko sambil melihat Alfin yang sedang berpikir.
"Tapi aku takut Ayah, bagaimana nanti ketika mereka menanyakan siapa pembunuhnya. Sedangkan aku tidak tahu apa-apa. Apakah aku harus jujur bahwa ayah dan kepribadian jahatku yang melakukan itu," jawab Alfin sambil menunduk takut dengan bibir masam.
"Kamu tidak usah katakan yang sejujurnya, bilang saja kalau kamu yang melakukannya. Sudah itu saja yang harus kamu lakukan, kamu tidak perlu khawatir, beri waktu ayah 3 bulan, kamu pasti bebas dari sana," Pak Wijatmoko tersenyum meyakinkan anaknya yang sedikit bimbang.