App herunterladen
6.95% LOVE CHALLENGE / Chapter 27: Kedatangannya Kembali

Kapitel 27: Kedatangannya Kembali

"Cantika. Kamu kenapa?"

"Kayanya buku aku ketinggalan deh Aksa. Padahal aku udah kerjain tugasnya kemarin," jawab Cantika dengan wajah yang sangat panik.

"Udah, udah kamu jangan panik ya. Kamu pakai buku aku aja. Namanya biar aku ganti ya. Supaya ga curiga kalo tulisannya beda."

"Tapi kamu jadinya gimana Aksa? Kamu nanti bisa di hukum loh."

"Ga apa-apa. Yang penting kamu ga di hukum. Sebentar ya."

Aksa langsung mengganti nama buku yang ada di depannya dengan nama Cantika. Kemudian Aksa langsung memberikannya kepada Cantika supaya Cantika bisa menggumpulkan tugasnya dan tidak mendapatkan hukuman.

"Ini bukunya," ucap Aksa setelah mengganti nama di bukunya.

"Kamu beneran ga apa-apa?"

"Iya ga apa-apa. Udah cepat sana."

"I... Iya. Makasih banyak ya."

"Iya, sama-sama."

Cantika kini akhirnya bisa mengumpulkan tugasnya dengan menggunakan buku milik Aksa. Sedangkan Aksa maju ke depan kelas dan mengaku jika dirinya tidak mengerjakan tugas kali ini. Padahal seharusnya Cantika lah yang melakukan itu semua. Tetapi demi wanita yang dia cintai, Aksa rela di hukum. Asalkan bukan Cantika yang di hukum. Karena Aksa tidak akan kuat jika melihat wanita yang selama ini di jaga justru mendapatkan hukuman dari Guru itu.

"Kamu ga mengerjakan tugas?" tanya Guru itu.

"Iya, engga Bu."

"Kenapa ga kamu kerjakan? Itu waktunya lama loh. Dua hari."

"Iya. Soalnya kemarin saya pergi sama keluarga saya jalan-jalan, Bu. Makanya saya lupa."

"Kamu ini. Wajah doang tampan tapi tidak di siplin. Kalo gitu kamu putari lapangan sebenyak sepuluh kali sekarang juga. Cepat. Ibu akan lihati kamu."

"Baik, Bu."

Aksa pun langsung keluar dari dalam kelasnya menuju ke lapangan sekolah dengan di temani oleh Guru nya. Karena Guru itu tidak percaya jika tidak melihat langsung dengan kedua bola matanya. Sesampainya di lpangan, Aksa langsung menjalankan hukumannya.

"Cepat kamu keliling lapangan sepuluh kali sekarang."

"Baik, Bu."

Kondisi lapangan sekolah kali ini sangat terik. Di sana juga terdapat kelas lain yang sedang melakukan pelajaran olahraga. Sehingga Aksa langsung menjadi pusat perhatian di sana. Tetapi Aksa tidak mempedulikan itu semua. Ketika Aksa sedang menjalani hukuman saja, Aksa masih sempat-sempatnya memikirkan Cantika. Padahal dia sudah berkorban untuk Cantika kali ini.

"Semoga aja Cantika ga ketahuan kalo dia pakai buku gua. Soalnya kalo sampai ketahuan, udah pasti Cantika akan mendapatkan hukuman seperti ini juga. Kasihan kan kalo sampai Cantika di hukum seperti ini. Gua ga akan tega," pikir Aksa di dalam hatinya.

Selama Aksa menjalani hukuman, banyak para siswi yang melihati Aksa. Mata mereka tertuju pada Aksa. Bahkan mereka semua sampai tidak berkedip melihatinya. Ada juga yang bersikap sok cantik untuk menarik perhatian Aksa. Tetapi Aksa tetap tidak tertarik dengannya. Aksa hanya fokus menjalani hukumannya. Hingga akhirnya Aksa berhasil melalui semuanya denagan baik sesuai perintah sang Guru.

"Oke. Sudah sepuluh kali kamu mengelilingi lapangan itu. Sekarang juga kamu masuk ke dalam kelas dan kerjakan tugas rumah kamu sekarang juga."

"Baik, Bu."

Aksa dan Gurunya kembali masuk ke dalam kelas. Pandangan mata Aksa angsung tertuju kepada Cantika. Bahkan Aksa masih sempat-sempatnya memberikan senyuman kepada Cantika seolah-olah tidak terjadi apa-apa dengan dirinya. Padahal kali ini Aksa sangat kelelahan setelah mendapatkan hukuman tadi.

"Kasihan banget Aksa. Segitu cintanya dia sama gua, dia rela lakuin itu semua buat gua. Tapi gua kan ga nyuruh dia buat seperti itu. Emang dia yang mau. Tapi enak juga si. Jadi gua akan selalu aman selama ada Deon di sisi gua. Karena Aksa pasti akan lakukan apapun itu demi gua," ucap Cantika di dalam hatinya.

Setelah itu kegiatan belajar mengajar kembali di lakukan. Semua murid kembali fokus dengan mata pelajaran kali ini. Karena jika mereka tidak fokus, pasti mereka akan mendapatkan hukuman dari Guru killer itu seperti Aksa tadi.

*****

Mereka semua yang ada di kelas IPA satu mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Hingga akhirnya bel sekolah kembali berdering. Kali ini adalah bel sekolah yang menandakan jika semua murid sudah di perbolehkan untuk istirahat dari kesibukannya belajar selama di kelas tadi. Jam istirahat berlaku selama satu jam kedepan. Semua murid yang sudah muak dengan belajar pun langsung berhamburan pergi ke luar kelas layaknya seekor anak ayam yang ingin mencari makan.

"Aksa," panggil Cantika.

"Iya, sayang. Kenapa?"

"Kamu pasti cape banget ya harus putarin lapangan sebanyak sepuluh kali. Maafin aku ya, lagi-lagi semuanya karena aku."

"Kamu ga salah kok sayang. Aku juga ga kenapa-kenapa. Kamu mau makan apa? Biar aku aja ya beliin kamu makanan di kantin. Kamu tunggu di sini aja."

"Aku ikut aja ke kantin. Kenapa emangnya?"

"Di kantin pasti ramai banget. Dan aku ga mau kalo kamu sampai di gangguin sama laki-laki lain lagi. Udah, kamu tunggu di sini ya. Aku janji, aku ga akan lama kok."

Kemudian Aksa langsung pergi ke kantin begitu saja untuk membeli makanan untuk dirinya dan juga Cantika. Sedangkan Cantika tidak di izinkan untuk pergi ke kantin dengan alasan Aksa tidak mau Cantika di ganggu oleh laki-laki lain lagi. Sehingga Cantika hanya bisa menunggu Aksa kembali dari kantin di kelas sendirian.

Tetapi kenyataannya tidak mengizinkan Cantika untuk tidak pergi ke kantin tidak membuat Cantika tidak di ganggu oleh laki-laki lain. Baru saja Aksa pergi ke kantin, tidak lama kemudian ada seorang laki-laki yang menghampirinya. Laki-laki itu kebetulan beda kelas dengannya. Tetapi sama-sama jurusan IPA.

"Hai. Cantika kan?" tanya laki-laki itu.

Cantika langsung melihat ke arah orang yang memanggilnya. Cantika langsung terkejut setelah dia melihat orang itu. Ternyata dia adalah mantan kekasih Cantika waktu Cantika masih sekolah menengah pertama.

"Devan? Kok lu bisa ada di sinisi?" tanya Cantika dengan sangat penasaran.

"Iya. Gua baru aja pindah ke Jakarta. Jadi gua telat sekolah. Untung aja sekolah ini masih terima murid. Gua ga nyangka kalo di sekolah ini ada lu juga."

Cantika hanya terdiam mendengar penjelasan dari Devan. Karena Cantika masih tidak habis pikir jika mantan kekasihnya sekarang bersekolah di tempat yang sama.

"Oh ya. Katanya lu juga udah punya cowok ya?"

"Iya."

"Oke. Semoga langgeng ya sama dia. Sekarang mana orangnya?"

"Dia lagi ke kantin beliin gua makan."

"Oke kalo gitu lain kali mungkin ya kita bisa ketemu dan bisa temanan. Kalo gitu gua mau ke ruang Guru dulu ya, Masih ada beberapa berkas yang harus gua serahkan. Lu kalo butuh apa-apa tinggal hubungi gua aja. Nomor gua masih yang lama kok. Bye Cantika."

-TBC-


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C27
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen