App herunterladen
5.12% Balas Dendam Yang Sempurna : Wanita Simpanan Sang CEO / Chapter 31: Benci Pembohong

Kapitel 31: Benci Pembohong

"Mana mungkin aku membencimu? Aku hanya cemburu terhadap kecantikanmu sehingga aku gelap mata. Aku mohon, maafkan aku, ya? Aku akan berhenti bekerja dan tidak akan pernah muncul lagi di hadapanmu!"

Lisa mengatakannya dengan tergesa-gesa, khawatir Ella akan merasa semakin marah. Ia takut ia tidak punya kesempatan untuk berbicara lagi.

"Kedengarannya sangat tulus. Tetapi sayangnya aku benci pembohong."

Ella mengatakannya satu kata demi satu kata, seperti seekor ular yang beracun, perlahan-lahan membelit mangsanya dan merenggut semua kesempatan untuk bertahan hidup.

Wajah Lisa memucat saat mendengar kata-kata Ella. Matanya terbuka lebar dan memandang Ella dengan horor. Setelah itu, ia memalingkan pandangannya ke arah Christian seolah ingin menggunakan kecantikannya untuk mendapatkan bantuan dari Christian.

Ia tidak bisa memahami mengapa Christian menyukai wanita yang kejam seperti ini?

"Tidak ada gunanya melihat ke arah sana. Ia juga tidak suka pembohong."

Ekspresi Lisa langsung berubah menjadi tidak sedap dipandang. Seperti orang yang berada di ambang kematian, semua warna dari wajahnya mulai memudar.

Namun, ia masih bisa bernapas lega sekarang karena Ella berjalan melewatinya dan menghampiri tiga pria yang berada di belakangnya.

Kemarin malam, cahaya di dalam ruangan itu redup sehingga Ella tidak bisa melihat wajah ketiga pria ini. Melihat mereka bertiga sekarang membuat Ella merasa jijik setengah mati.

Saat memikirkannya lagi, Ella merasa semakin marah.

Ia memandang ke arah ketiga pria itu dan bertanya. "Kalian merasa aku cantik, kan?"

Tiga pria itu menganggukkan kepalanya dengan ketakutan.

"Apakah kalian buta? Atau kalian bodoh? Di balik wanita cantik, selalu ada sosok pria yang berkuasa. Apakah kalian tidak tahu?"

Saat mengingat kembali luka-luka di tubuhnya, Ella merasa semakin marah. "Kalian masih berani melakukan semua itu kepadaku ..."

Keringat dingin mengalir di dahi ketiga pria itu di saat yang bersamaan.

Jason sudah tidak bisa menahan senyumnya lagi. Ia merasa semakin kagum kepada wanita ini. Ella terlihat lemah lembut dan manis, tetapi ia juga bisa berubah menjadi wanita yang kejam.

Senyum juga terlihat di wajah Christian, tetapi senyum itu memudar dengan sangat cepat.

Ella merasa sangat marah sekarang. Ia berjalan menghampiri Christian dan berhenti di hadapannya. Di hadapan Christian, Ella bukan lagi wanita yang kejam sebelumnya, tetapi wanita yang manis dan manja. "Apakah kamu akan menyerahkan mereka pada orang lain untuk dihukum?"

Suara itu terdengar sangat lembut, membuat Jason pun ikut merinding. Tidak heran wanita ini bisa menarik perhatian bosnya. Wanita ini memang berbeda dari wanita-wanita lainnya.

Christian sangat menyukai nada bicara Ella padanya, terutama saat menyadari bahwa cara Ella berbicara pada orang lain dan padanya berbeda.

Ia mengangguk.

"Kalau begitu ..." Ella berbalik dan berkata. "Kalian berdua akan merasakan kembali apa yang aku rasakan kemarin. Setelah semuanya selesai, kalian harus segera meninggalkan tempat ini," katanya pada Lisa dan Fera. "Dan kalian bertiga, bersiaplah untuk mendapatkan kompensasi yang indah dariku ..."

Ella berniat memberikan Lisa dan Fera pada ketiga pria tersebut.

Hukuman ini bisa tergolong sangat ringan. Tetapi Ella tidak keberatan. Toh, Ella tidak menderita apa pun, hanya sebuah cambukan kecil yang bisa ia tahan.

Dalam beberapa hari saja, luka di tubuhnya akan menghilang.

Christian bangkit berdiri dan memeluk pinggang Ella. "Hanya itu saja? Sudah cukup puas?"

"Hmm ..." Ella tidak meminta apa pun lagi pada Christian. Ia sudah cukup puas dengan semua ini.

Setidaknya, Lisa dan Fera akan merasakan hal yang sama dengannya kemarin malam. Atau mungkin lebih parah, karena tidak akan ada yang menghentikan ketiga pria itu kali ini.

"Apakah kamu tidak mau membunuh mereka?"

Pertanyaan Christian membuat ruangan itu langsung hening. Di mata Christian, kehidupan orang-orang ini sama sekali tidak penting.

Dengan jentikan jarinya saja, ia bisa saja mencabut nyawa kelima orang yang telah menyentuh wanitanya itu.

Namun, Ella menggelengkan kepalanya.

Bukannya ia berbelas kasih. Ia hanya tidak mau ada lima orang yang menghantui hidupnya dan membuat hidupnya semakin sulit.

Lagi pula, bukan ini tujuannya. Ia masih memiliki tujuan yang harus ia capai.

Christian mengangguk dan menyetujui keputusan Ella.

Lima orang yang berlutut di lantai langsung menghembuskan napas lega di saat yang bersamaan seolah mereka baru saja melewati pintu kematian.

"Jason, setelah masalah ini selesai, masukkan mereka dalam penjara. Seumur hidup."

Christian mengatakannya dengan sangat santai dan kemudian keluar dari ruangan itu bersama dengan Ella tanpa menoleh lagi ke belakang.

Ia sama sekali tidak peduli dengan reaksi orang-orang itu.

Ella bersandar di pelukan Christian, masih terlihat terkejut dengan kejadian ini.

Namun, napas dan kehangatan dari tubuh Christian membuatnya jauh lebih tenang.

"Sebenarnya, kamu tidak perlu melakukan semua ini ..." kata Ella pada akhirnya.

Christian tiba-tiba berhenti dan memegang dagu Ella, membuat Ella memandang ke arahnya. "Orang-orang yang berani menyentuh milikku, harus bersiap menghadapi konsekuensi yang serius."

"Dan kamu ..." mata Christian terlihat mengancam. "Kalau kamu berani mengkhianatiku, nasibmu akan seratus kali lipat lebih buruk dibandingkan mereka."

Hari ini, karena mempertimbangkan Ella, Christian memutuskan untuk mengurus masalah ini tidak sekejam biasanya.

Kalau di masa lalu, ia pasti akan langsung membunuh kelima orang tersebut.

Tetapi saat mengingat apa yang Ella lakukan di dalam ruangan itu, mulutnya menyunggingkan senyum puas. Wanita ini tahu apa yang ia inginkan.

Wanita ini tidak lemah.

Wanita ini tidak berbelas kasih.

Wanita ini tidak berpura-pura dan membiarkan orang-orang itu pergi.

Hal itu saja sudah cukup membuat Christian merasa puas.

Ella masih memandang ke arah Christian dengan tatapan menerawang. Setelah itu, ia memeluk lengan Christian. "Aku tidak akan pernah mengkhianatimu. Lihat saja apa yang kamu lakukan untuk membantuku."

Christian mengangkat alisnya.

Ella langsung bergegas untuk melanjutkan. "Kamu seperti seorang kaisar. Pelayan kecil sepertiku saja sudah mendapatkan banyak keuntungan bersama denganmu ..."

Kaisar ...

Penilaian Christian di mata Ella sangat lah tinggi.

Ella merasa sangat bersyukur karena ini adalah bukti bahwa Christian mau membantunya. Hari ini, Christian membantunya untuk membalas lima orang tersebut. Setelah ini, Christian akan membantunya untuk membalas dendam pada keluarganya ...

...

Karena luka di tubuh Ella, Christian tidak membiarkan Ella bekerja hari ini dan membawanya ikut bersama dengannya ke perusahaan.

Ella merasa bangunan yang merupakan perusahaan Christian sangat menyilaukan.

Kehidupan Christian sungguh luar biasa ...

Dulu, Ella juga memiliki kehidupan yang sama. Tetapi tiba-tiba saja ia harus kehilangan kehidupan itu.

Ia tidak menyangka akan mendapatkannya lagi ...

Berbagai macam perasaan berkecamuk dalam hatinya. Di dalam kehidupannya yang lama, yang begitu terlindungi, ia tidak tahu bagaimana kejamnya dunia luar.

Kedua tangannya terkepal dengan sangat erat dan matanya memicing.

Hari itu, hari yang ia nantikan, akan segera datang ...


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C31
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen