App herunterladen
2.71% Theodor Obsession / Chapter 11: Traitor

Kapitel 11: Traitor

Samuel menggenggam tangan istrinya. Dia tidak mau Rebecca banyak bertanya ke Kaila.

"Biarkan putri kita memilih jalan hidupnya," bisik Samuel di telinga Rebecca.

Kaila melihat mama dan papanya sudah mulai makan duluan memakan makanan yang ada di hadapan dia dengan cepat. Dia tidak mau telat masuk sekolah.

"Ma, Pa, Kaila berangkat," pamit Kaila.

Kaila melihat kedua orang tuanya tidak menyahut berjalan dengan gontai menuju mobilnya. Perlahan Kaila mulai melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju sekolah sambil mendengarkan musik.

"Pasti Theo akan seperti semula. Dia tidak akan bisa menjauh dariku," gumam Kaila.

Tin tin

Suara klakson mobil dari mobil yang ada di sebelahnya berbunyi. Kaila menurunkan jendelanya lalu menatap ke arah pria yang ternyata Richard.

"Cewek, bareng yuk!" teriak Richard.

Kaila memeletkan lidahnya lalu melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.

***

Theodor melihat mobil Kaila belum tiba menatap terus ke arah parkiran mobil.

"Apa dia telat hari ini," kata Theodor.

Tidak lama Theodor melihat mobil Kaila dan mobil Richard berbarengan sampainya merasa penasaran dengan hubungan mereka.

"Apa Kaila menaruh hati ke Richard?" gumam Theodor.

Kaila turun dari mobil dengan anggun. Dia berjalan beriringan bersama Richard tanpa peduli Theodor yang terus menatapnya.

"Aku tidak boleh memperhatikan dia lagi, nanti dia seenaknya," gumam Theodor.

Theodor berjalan dengan cepat melewati Kaila yang mengobrol dengan Richard.

"Hari ini aku akan latihan sama Theo," kata Richard pada Kaila sambil tersenyum.

"Iya, nanti aku nonton," balas Kaila.

Tidak lama mereka sampai di depan kelas Kaila. Richard melihat Kaila sudah masuk langsung berjalan menuju kelas.

"Gue yakin bisa merebut hati Kaila. Cowok kayak Theo mah gampang dilupakan sama Kaila," gumam Richard.

Tanpa Richard sadari ada seorang pria yang terus menatapnya dengan tatapan penuh amarah.

"Oi, Bro. Lu cuma lihatin Richard deketin cewek lu?" tanya Ferdi.

"Ya lihat saja nanti," jawab Theodor dengan tatapan tajam seperti elang.

Ferdi sudah tahu apa yang akan terjadi jika Richard terus mendekati Kaila. Dia yakin Theodor nanti pasti memberikan hukuman ke Richard.

"Lu mau sampai kapan berdiri di sini? Ayo masuk," ajak Theodor.

Mereka berdua masuk ke kelas. Tidak lama Richard masuk dan duduk di samping Theodor.

"Bro, maaf. Gue enggak bermaksud deketin cewek lu," kata Richard.

"Tidak masalah," balas Theodor dengan wajah dinginnya.

Stevanus yang duduk di belakang merasa suasana tiba-tiba menjadi dingin menepuk bahu Richard terus hingga membuat Richard menoleh ke belakang.

"Lu deketin ceweknya Theo?" tanya Stevanus.

"Enggak. Gue cuma anggap Kaila sahabat aja kok," jawab Richard.

"Yakin sahabat aja?" timpal Ferdi.

"Bisa diam tidak?" kata Theodor dengan tatapan tajam dan bengis.

Semua orang seketika terdiam, bahkan Richard yang di samping Theodor hanya bisa mengelus dadanya melihat Theodor yang sudah penuh dengan amarah.

"Maaf," kata Stevanus.

Tidak lama guru datang dan langsung menerangkan pelajaran.

***

Kaila yang berada di kelas mendengarkan penjelasan guru dengan hati gundah gulana. Dia memikirkan Theodor yang menyueki dia, bahkan memblokir semua media sosialnya.

"Eh, jangan bengong," bisik Christine.

"Enggak, gue enggak bengong. Cuma lagi kepikiran seseorang aja," balas Kaila.

"Pikirin siapa? Theo atau Richard?" tanya Christiine.

Entahlah, lihat aja nanti," jawab Kaila.

Mereka memperhatikan pelajaran yang dijelaskan guru lagi.

***

Beberapa jam kemudian, waktunya istirahat sudah tiba. Kaila bersama teman-temannya keluar dari kelas.

"Theo," panggil Kaila saat melihat Theodor melewati kelasnya.

Theodor hanya diam saja dan melewati dia membuat Kaila merasa tidak dikenali lagi oleh sahabatnya.

"Kaila, makan bareng yuk," ajak Richard.

"Boleh," balas Kaila.

"Kaila, lu enggak izin sama Theo dulu? Bisa habis lu kalau dia sampai tahu," kata Christine.

"Udahlah, Christine, gue cuma bentar aja kok sama Richard," balas Kaila.

Kaila dan Richard bersama menuju kantin. Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang menatap sinis ke arah mereka.

"Itu si Richard cari mati banget deketin pacarnya Theo. Terus kenapa si Theo cuek aja?" kata Stevanus.

"Mana gue tahu, Theo enggak cerita apa pun," balas Ferdi 

"Udah, mendingan kita ke kantin duluan. Palingan nanti Theo nyusul kita abis dari toilet," kata Stevanus.

***

Bugh

Theodor yang berada di dalam kamar mandi memukuli tembok. Dia kesal setengah mati sama Kaila. Dia ingin Kaila merasa kehilangan dirinya, tapi perempuan itu malah langsung berdekatan dengan pria lain.

"Sialan!" teriak Theodor.

Theodor melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi berjalan menuju kantin. Langkah kaki dia terhenti saat melihat Richard sedang bersama Kaila, bahkan sampai tertawa.

"Keterlaluan," gumam Theodor.

Theodor melewati Kaila begitu saja tanpa melihat tatapan sendu yang terpancar dari mata Kaila.

"Apa aku sudah tidak menarik lagi sampai Theo tidak menyapaku seperti dulu?" gumam Kaila.

"Kamu kenapa?" tanya Richard.

"Hehehe, tidak apa-apa," jawab Kaila denfan senyuman paksa.

Richard mengikuti arah pandang Kaila. Dia melihat Theodor yang sudah berkumpul bersama Stevanus dan Ferdi.

"Kamu mau gabung di meja Theo?" tanya Richard.

"Tidak usah. Aku juga udah mau habis makanannya," jawab Kaila.

Kaila dan Richard kembali memakan makanannya dengan lahap hingga tanpa terasa makanan mereka sudah habis.

"Kenyangnya," kata Kaila mengusap perutnya.

"Kamu nanti jadi nonton latihan 

Kaila tiba-tiba merasa ingin buang air kecil berjalan menuju toilet setelah berpamitan pada Richard. Setelah selesai buang air kecil, dia bercermin di cermin yang ada di toilet.

"Aku yakin Theo tidak mungkin sanggup berlama-lama berjauhan dengan aku," gumam Kaila.

Grap

Tiba-tiba tubuh Kaila dipeluk dari belakang lalu diputar hingga matanya saling beradu pandang dengan mata pria yang sedari tadi berada di pikirannya.

"Ada apa, Theo?" tanya Kaila.

"Sudah dapat penggantiku?" kata Theodor.

"Eng-enggak kok," balas Kaila terbata-bata.

Theodor mencengkram dagu Kaila dengan kuat, lalu dia mendekatkan bibirnya hingga bibir mereka saling menempel membuat Kaila reflek memegang pinggiran wastafel.

"Theodor, jangan," pinta Kaila.

Kaila mendorong tubuh Theodor hingga memjauh lalu berlari dengan kencang meninggalkan Theodor yang tersenyum licik.

"Kau tidak akan bisa menolak pesonaku, Kaila," kata Theodor mengusap bibirnya.

***

Richard melihat Kaila berlari sangat kencang menuju tempat dia berada mengernyitkan dahi.

"Ada apa, Kaila?" tanya Richard.

"Tidak ada apa-apa," jawab Kaila.

Richard melihat Theodor baru keluar dari toilet mendengus kesal. Dia yakin pasti ada yang terjadi di antara Kaila dan Theodor tadi.

"Kaila, kita balik ke kelas yuk," ajak Christine.

"Iya," balas Kaila.

Kaila melangkahkan kaki bersama Christine menuju kelas. Mata Kaila tidak henti-hentinya menatap Theodor yang berjalan berlawanan arah dengannya.

"Apa dia sangat membenciku sampai tidak mau bertegur sapa. Theo, aku rindu kamu yang dulu. Kamu yang selalu perhatian padaku," gumam Kaila.

Saat sudah di dalam kelas, Kaila mendudukkan diri di kursi lalu memegangi bibirnya yang tadi dikecup oleh Theodor.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C11
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen