Aku segera kembali ke perkebunan dan menyelesaikan segala urusan di sana. Mulai dari melayani pembeli yang ingin membeli buah kopiku hingga bertemu dengan seseorang yang menawariku bibit kopi unggul. Lahanku yang sudah penuh tentu tak bisa lagi ku tanami bibit baru, aku pun menolak penawaran orang itu. Setelah urusan selesai dan hari sudah mulai petang, aku pun memutuskan untuk pulang. Namun aku sangat terkejut saat melihat mobil seseorang terparkir tepat di depan rumahku. Mobil itu mirip sekali dengan milik Vincent. Kini jantungku berdegup begitu cepat, tubuhku bergemetar karena merasa takut jika pemilik mobil itu benar-benar kakak Amalia.