"Sudahlah, Saartje! Kau tak perlu menangis. Bagaimanapun juga semua itu hanya masa laluku yang kelam. Aku tahu kau pasti terkejut mendengar cerita ini, tapi kalau kau terus menangis, Marysa dan Arnold akan terus mengkhawatirkanmu. Kau tidak ingin mereka khawatir, kan?" Lagi-lagi Sophieke mencoba menenangkan Saartje. Saartje mengangguk dan menghapus air matanya yang mengalir. Dia pun bangkit dari duduknya untuk menuju ke kamar dan menenangkan diri, sedangkan Sophieke hanya melihat kepergian wanita itu dengan wajah merasa bersalah. Tak seharusnya dia menceritakan apa yang pernah terjadi dulu kepada dirinya, Katherina dan Jaka kepada Saartje. Dia tak ingin sahabat anaknya itu berlarut-larut sedih karena mendengar masa lalu yang menyedihkan. Sayangnya, Sophieke sudah terlanjur menceritakan semua, dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. Yang bisa dia lakukan sekarang adalah membantu Saartje untuk menerima kenyataan.