"Pergilah tapi tidak sendiri, Mama akan ikut bersama denganmu." Harini mengangguk dengan cepat, tidak ingin jika sang Mama akan berubah pikiran jika ia memikirkan jawaban untuk Jovanka.
"Kalau begitu apakah kita bisa pergi sekarang ayah, Mama?" tanya Harini.
"Kamu tidak sabar sayang? ya sudah ayo kita pergi, tapi ingat jangan terpancing apapun yang mereka katakan terutama kamu Harini, sayang ingat apa yang sudah mereka lakukan pada kita terutama pada anak kita." kata Elang.
"Kamu jangan khawatir, aku tidak akan terpancing dengan mereka lagi." sahut Jovanka. Elang yang tahu bagaimana sifat anak dan istrinya hanya menghela napasnya, dirinya tidak yakin yang terjadi disana akan membuat Jovanka dan Harini diam, terlebih seorang Arista, anak yang sudah mereka rawat sejak kecil yang berakhir menikam mereka dengan berlahan, Elang memperhatikan Jovanka dan Harini yang terlihat tenang walau hati mereka tengah menekan sesuatu.