Kapitel 95: Sisi ganas

Seorang gadis yang tersenyum manis bahkan membalas sapaam atau menyapa semua murid yang berpapasan dengannya di koridor.

Gadis ini tak lelah menampilkan senyum manisnya, sampai suara seorang memanggil namanya.

"Qiana?" Panggilnya.

Lalu gadis ini berbalik dan menemukan dua orang gadis.

Qia mengernyitkan kening saat kedua gadis ini memenggil namnya. Ada perlu apa mereka, sampai memanggil dirinya. Jujur walau Ines sudah baik tapi Qia masih was-was dengan kedua teman ines ini.

"Ada apa?" Bingung Qia.

"Qiana, kedatangan kita berdua sebenarnya mau sedikit cerita tentang Ines," ucap Luna.

"Iya Qiana. Gue tau pasti lo gak bakal percaya dengan kita. Tapi jujur Qia, kita sama kayak Ines," sahut Reva.

"Hmm lebih baik kita ngobrol di kursi itu aja, gak enak di tengah jalan. Ganggu yang lain lewat," ajak Qia.

Lalu ketiga gadis ini duduk di kursi panjang itu.