Clara membantu John turun dari mobil, memapahnya berjalan menuju kamarnya di lantai dua. Kemudian membantunya rebah di ranjang. Ia menyentuh kening John, kemudian memasangkan termometer yang sudah tersedia di atas nakas. Demamnya cukup tinggi.
Clara kemudian bangkit dan hendak beranjak mengambil handuk basah untuk mengompres John, tetapi dengan cepat pria itu mencegah langkah Clara dengan menarik pergelangan tangannya. Clara terjatuh tepat di atas dada John.
Seperti mengulang sebuah kilas balik, di mana saat itu mereka masih bersama. Masa-masa yang manis dan penuh kenangan yang jelas tak akan semudah itu terlupa oleh Clara.
Ia masih mengingat bagaimana lembut dan manisnya bibir John mengecup bibirnya, sikap pria itu yang terkadang dingin, tetapi bisa hangat di waktu yang berbeda, juga bagaimana mereka berdebat sengit, lalu di detik berikutnya melakukan permainan panas. Bukan dengan luapan hasrat, melainkan dengan penuh kemarahan terhadap satu sama lain.