Kapitel 89: Mengaku

"Apa arti kertas ini, Tar? Kamu terus bersikeras kalau Ichi bukan putraku. Lalu, apa ini? Kamu ingin menjauhkan aku dari putra kandungku sendiri? Tega kamu, Tar," ucap William dengan nada emosi. Will sudah berteriak jika tidak ingat mereka berada di rumah sakit.

"Maaf," ucapnya singkat. Hanya satu kata yang bisa diucapkan Mentari saat ini. Ia masih belum berniat menceritakan semua kepada laki-laki itu.

"Kita harus bicara," kata William sambil mencengkram tangan Mentari. "Sayang, tolong jaga adikmu. Papa harus bicara dengan mama."

"Iya, Pa." Monica terpaksa mengungkapkan hasil tes DNA karena tidak tahan saat melihat Mentari tidak mengakui hubungan antara ayahnya dan adiknya.

Brak!

William menutup pintu mobil Mentari dengan kasar. Tidak lupa juga, ia mengunci semua pintu. Mentari ditekan oleh William untuk bicara.

"Dia anakku dan kamu tidak membiarkan aku mengetahuinya. Apa yang ada di pikiran kamu, Tar? Jawab!"