Angin tidak tahu dia akan pergi kemana tapi memenangkan siapapun yang merasakan nya.
Jangan membuatnya marah, karena semakin besar angin akan menghancurkan mu.
Akhirnya ia memutuskan melakukan sesuatu dan menyuruh sekretaris nya itu datang.
Ia termangu lama sekali. Melirik jam yang masih menunjukan pukul 08.30 pagi.
"Baiklah, bisa jemput saya di rumah sakit platinum?"
"Siapa yang sakit, bapak sakit lagi" suara cemas terdengar dari suara pak Gun.
"Nanti saya jelaskan, jemput saya dulu ok pak"
"Baik pak" jawab pak Gun.
"okeh saya tunggu, terimakasih."
Telpon pun ditutup. Aditya menunggu Khaira yang masih dikamar mandi. "Sayang, aku pergi dulu ya cari ice cream okeh"
"Kamu kan masih sakit, jangan! Kapan-kapan saja" Teriak Khaira! Dari dalam kamar mandi.
"Tidak, aku sudah sehat."
"Heemmm." hanya suara deheman yang terdengar, dari balasan ucapannya itu.